Mohon tunggu...
Cahaya Kumalasari
Cahaya Kumalasari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

belajar menjadi istri yang baik dan ibu yang penuh kasih sayang...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Bersyukur dalam Pelajaran Ilmu Alam

13 September 2014   18:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:48 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran pertama di sekolah. Hal apakah yang paling penting untuk orang tua saat melihat anaknya belajar di sekolah? Menjadi yang terbaik atau yang tercerdas atau terpintar di sekolah?  Mungkin itu adalah harapan tertinggi yang diinginkan saat anak pergi sekolah.  Namun dengan perkembangan yang terjadi belakangan, ada hal lain yang lebih diharapkan, yaitu adanya delta atau perubahan yang terjadi, dari anak tidak tahu menjadi tahu.  Salah satu hal yang membahagiakan adalah saat anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mandiri, memahami peraturan, mampu mengontrol diri dan menghargai kehidupan yang diberikan Allah.

Kehidupan manusia dan alam adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Mempelajari ilmu alam merupakan hal yang penting untuk dilakukan sedari dini.  Mempelajari disini bukan berarti anak diharuskan menghafal, melainkan mengenali makna dan esensi alam dalam kehidupan.  Mengetahui siklus kehidupan alam adalah penting karena akan menyadarkan bagaimana peran serta manusia dalam kehidupan dan posisi manusia sebagai hamba Allah yang memerlukan zat dan atau makhluk lain untuk hidup.  Betapa kecil dan lemahnya manusia.  Kadang atau seringkali manusia mengeluhkan suatu keadaan hanya karena dianggap menghalangi atau tidak sesuai dengan keinginannya, meski ada banyak hal yang dapat hidup dan berlangsung yang bahkan menunjang kehidupan manusia.  Misalkan saat hujan datang, kadang seseorang mengeluh karena merasa terganggu atau terhambat karena hujan.  Padahal di sisi lain, hal itu penting sekali untuk petani dan kehidupan alam secara keseluruhan.

Mungkin tak sedikit orang tua yang merasa adanya kekurangan besar yang mungkin bisa dirasakan saat sekolah di sini, yaitu tak adanya pelajaran agama Islam secara khusus untuk anak-anak, ataupun tempat belajar Al Quran seperti di Indonesia.  Oleh karena itu satu-satunya jalan adalah memandu anak untuk belajar agama di rumah.  Beruntung, meski anak-anak tidak belajar agama di sekolah (karena agama tidak boleh masuk ke kurikulum sekolah), namun ada banyak pelajaran moral yang dibangun di sekolah. Diantaranya dengan membangun rasa syukur.

Hari ketiga masuk sekolah, di sore hari anak-anak bermain di ruang depan.  Biasanya ada tiga aktivitas utama yang biasa mungkin mereka lakukan, yaitu menggambar, membuat sesuatu dari kertas atau bermain dengan mainannya (mobil-mobilan, lego dan lain-lain).  Saat itu mereka tengah menggambar di kertas.  Seperti biasa, sambil menggambar mereka juga bercerita tentang isi dari gambar itu.  Anakku menggambar beberapa bunga dan bercerita, “Ini biji bunga, lalu saat ada hujan dan sinar matahari, makan biji ini akan tumbuh menjadi besar, terus dengan hujan dan sinar matahari dia akan tumbuh…tumbuh…jadi besar deh”. Subhanallah….

Sedikit banyak meninjau perkembangan yang terjadi di masyarakat di Indonesia beberapa waktu belakangan ini pun, sebenarnya orang tua tidak bisa lepas tangan begitu saja pada saat anak telah pergi ke sekolah.  Berapa jam pelajaran agama yang dipelajari di sekolah? Apakah hal itu memiliki pengaruh pada kehidupannya atau hanya sekedar hafalan untuk mendapat nilai di sekolah? Mungkin kita perlu ikut serta secara aktif memberikan pemahaman mengenai kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun