SMPN 3 Wulanggitang mengawali tahun baru 2023 dengan merayakan Natal dan tahun baru bersama. Kegiatan yang mengambil tema "Sekolah Sebagai Keluarga Kedua" ini dimaksud untuk merajut kasih, mempererat persaudaraan, menjalin kekompakan, memupuk persatuan dalam bingkai kekeluargaan.
Perayaan Natal dan tahun bersama sebagai moment membangun kekeluargaan ini dilakukan Sabtu (07/01/2023) di aula Spentig, desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang. Kegiatan ini diikuti guru, pegawai, dan siswa SMPN 3 Wulanggitang. Hadir juga pengawas binaan SMPN 3 Wulanggitang, Yohanes Hegon Kelen.
Kegiatan ini diawali dengan ibadat sabda yang dipimpin Fr. Alfons Boruk. Dalam renungannya, berdasarkan bacaan suci Injil Yoh. 2: 1 -- 12, Fr. Alfons mengangkat tema "Mereka kehabisan anggur". Mereka kehabisan anggur dapat dimaknai orang yang mengalami krisis diri. Kehabisan anggur bisa berarti kekurangan damai, cinta. Kehabisan anggur artinya kehilangan rasa kekeluargaan, persaudaraan dan kebersamaan.
Agar tidak kehabisan anggur, menurut Fr. Alfons, ada dua hal yang dilakukan. Pertama, meneladani Bunda Maria. Di mana Bunda Maria memiliki sikap yang selalu peduli pada situasi "kehabisan". Merasa peka dengan keadaan yang kurang. Kedua, mengisi tempayan dengan anggur baru. Yaitu mencari cara baru untuk mengatasi situasi "kehabisan". Bila mengalami situasi krisis, kita tidak tinggal boleh tinggal diam. Harus berusaha untuk memperbaharui diri.
Lebih jauh, Fr. Alfons yang merupakan alumni SMPN 3 Wulanggitang ini mengharapkan agar lembaga SMPN 3 Wulanggitang jangan sampai "kehabisan anggur." Yaitu situasi krisis yang melanda lembaga ini. Krisis akan rasa kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan.
Di kalangan guru dan pegawai, jangan sampai kehabisan anggur di mana terjadi krisis tanggung jawab, hilangnya kepekaan. Lunturnya semangat pengabdian. Siswa juga jangan sampai kehabisan anggur, yang berarti hilangnya rasa hormat terhadap guru dan saling menghormati antarteman. Tidak ada semangat datang ke sekolah dan suka bolos.
Sebaliknya lembaga SMPN 3 Wulanggitang harus menjadi tempayan yang kelimpahan anggur. Yaitu lembaga pendidikan yang penuh dengan suasana sukacita, persaudaraan, dan kekeluargaan. "Mari kita jadikan lembaga ini sebagai tempayan yang tidak kehabisan anggur dengan belajar dari Bunda Maria yang selalu peduli dengan situasi kehabisan dan mengisi tempayan dengan anggur baru. Anggur yang menguatkan komitment untuk mempererat kekeluargaan, merawat persaudaraan, membangun kekompakan, memupuk kebersamaan," ujar Fr. Alfons Boruk.
Kepala SMPN 3 Wulanggitang, Kristina Sabu Punang dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa melalui perayaan Natal dan tahun baru bersama ini diharapkan agar semua warga  sekolah mencintai lembaga ini. Sebagaimana di rumah, harus rasa cinta dari warga sekolah terhadap lembaga ini. Rasa cinta itu ditunjukkan dengan merasa betah di sekolah. Cinta juga diwujudkan dalam menjalankan tugas dengan penuh rasa tanggungg jawab.