Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jumpa Sabahat "Literasi"

22 Desember 2022   21:58 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di pondok guru Boy menikmati kopi Bajawa dan jagung titi Flores Timur. Dok.pribadi

Literasi menjadi topik utama. Dengan intensi yang sama kami berbagi kisah menghidupkan gerakan literasi di tempat masing-masing. Saya berkisah tentang perjuangan Agupena Flotim dibawa komando Maksimus Masan Kian dengan dukungan Gerakan Katakan dengan Buku besukan kakak John Lobo bergerak membagi bahan bacaan ke sekolah-sekolah di pelosok Flores Timur. Gerakan literasi yang dimotori Agupena telah menjangkau sekolah-sekolah yang tidak terjangkau. Dengan buku, Agupena menyentuh anak-anak yang tidak tersentuh.

Saya juga mengisahkan gerakan literasi “Jumat Membaca” di sekolah kami, SMPN 3 Wulanggitang. Di mana setiap hari Jumat, ada waktu khusus untuk membaca. Pada pkl.09.30 - 10.10 aktivitas lain dihentikan dan semua guru dan siswa wajib membaca. Siswa bersama wali kelas membaca di kelas. Lalu berdiskusi tentang, atau menceritakan apa yang dibaca.

Juga gerakan Komunitas Leragere di desa Boru. “Leragera” yang dikomandoi secara bersama Valentinus Ballack Wathon, Eduard Pope dan Ibu Siti Hayon merupakan komunitas literasi. Selain mendampingi anak-anak yang ada di desa Boru, komunitas Leragera menggelorakan literasi masuk dapur. Literasi masuk dapur ini mengajak ibu-ibu desa Boru untuk aktif membaca.

Guru Uno Igna Marry Ignatio membagi kisahnya menghidupkan literasi di SMPN 1 Bajawa. Sebagai koordinator literasi sekolah, dalam gerakan literasi, siswa tidak hanya membaca, tetapi menuangkan gagasan. Di sini siswa tidak hanya diajak untuk mencintai membaca, tetapi juga dilatih mengungkapkan ide atau gagasan mereka.

“Untuk anak-anak usia SMP, kita tidak bisa memaksa mereka untuk menulis opini atau esai. Karena itu saya selalu memberi topik tertentu, lalu meminta mereka menulis pandangan mereka tentang topik tersebut. Juga membantu mereka untuk menulis puisi atau cerpen” ungkap guru Uno.

SMAK Regina Pacis Bajwa. Dok.pribadi
SMAK Regina Pacis Bajwa. Dok.pribadi

Sahabat Bonefasius Zanda berkisah tentang gerakan literasi di SMAK Regina Pacis. Di Recis, gerakan literasi dihidupkan dengan kegiatan membaca dan menerbitkan majalah dinding secara berkala. Agar gagasan siswa itu tidak dibiarkan tercecer, tulisan yang diterbitkan di mading sekolah dibukukan dalam majalah sekolah dan buku antologi karya siswa.

Sebagai koordinator majalah sekolah Suara Ratu Damai, guru Boy mengatakan bahwa, siswa sebenarnya punya potensi untuk menulis. Mereka hanya butuh ruang untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. “Anak-anak kalau diberi ruang pasti mereka akan mengekplorasikan seluruh potensi dan bakat mereka dalam menulis. Karena itu sekolah harus memberi ruang itu. Bisa dalam bentuk mading atau majalah,” kata guru Boy.

Selain di sekolah, kedua sahabat literasi ini juga bergelut di Rumah Baca Cerdas Ngada. Bersama kaka Emanuel Djomba, mereka menyediakan tempat dan bahan bacaan bagi anak-anak Ngada. Dan memberi pelatihan bagi siswa, dan warga dalam menulis.

Asosiasi Guru Penulis (Agupena) juga menjadi bahan diskusi kami. Terbesit kegelisahan dari kedua guru muda ini akan semangat guru-guru dalam menulis. Bagaimana guru mengajak siswa untuk membaca dan menulis kalau guru sendiri tidak membaca apalagi menulis. Kegelisahan jelas terpampang di wajah dua guru penuh inspirasi ini. Dan mereka percaya, Agupena adalah wadah yang tepat menjawabi kegelisahan mereka. Dengan hadirnya Agupena, diharapkan dapat memompa semangat guru dalam menulis.

Di bawah komando guru Uno, guru Boy dan beberapa guru lainnya, organisasi ini mulai dibentuk di kabupaten Ngada. Dan dalam waktu dekat Agupena Ngada ini akan segera dikukuhkan oleh Ketua Agupena Propinsi NTT, Bapak Thomas Sogen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun