Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memimpikan Jokowi Mengunjungi Spentig Hewa

1 Juni 2022   11:17 Diperbarui: 1 Juni 2022   13:37 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Presiden Jokowi di istana negara. Dok.pribadi

Sejak kemarin (Selasa, 31/05/2022) Presiden Joko Widodo telah berada di kota Ende, Nusa Tenggara Timur. Ini adalah kunjungan pertama Jokowi ke kota Pancasila. Tetapi dalam konteks kunjungan ke wilayah NTT, kedatangan Jokowi sudah tidak bisa dihitung lagi. 

Lawatan Jokowi ke Ende ini dengan tujuan merayakan hari lahir Pancasila yang berpusat di Ende. Penetapan 01 Juni sebagai hari lahir Pancasila ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Tujuannya pemerintah, masyarakat dan semua komponen bangsa senantiasa mengingat Pancasila sebagai ideologi bangsa. 

Pancasila sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia dalam sejarah "kelahirannya" tidak terlepas dari kota Ende. Ende, ibu kota kabupaten Ende adalah tempat Ir. Soekarno diasingkan Belanda tahun 1934-1938. Saat pengasingan di Ende, di bawah pohon Sukun sebagai tempat perenungan, Soekarno menggali dan merumuskan ide dasar negara Republik Indonesia Pancasila.

Walau hari ini diperingati sebagai hari Pancasila, saya tidak akan mengulasnya. Bukan karena Pancasila itu tidak penting. Tetapi karna saya tidak memiliki kompetensi ihwal Pancasila. Secara teoritis, pengetahuan saya tentang Pancasila sangat terbatas. Namun bagi saya, yang lebih penting itu bukan pengetahuan tentang Pancasila dan sila-silamya. Tetapi bagaimana membumikan nilai-nilai Pancasila. Mewujudkan Pancasila dalam kehidupan itu lebih bermakna dari sekedar menghafal butir-butir Pancasila.

Karena itu dalam memperingati hari Pancasila, 01 Juni 2022 ini harapan saya adalah "buah" pemikiran "founding father" kita ini dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Agar cita-cita kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah dan air mata dapat terwujud.

Kembali ke kedatangan Presiden Jokowi di Ende. Kunjungan Jokowi ke Ende pada moment peringatan hari Pancasila memberi pesan pemimpin harus dekat dengan warganya. Pemimpn tidak boleh membangun jarak dengan rakyat. Sebaliknya diatara pemimpin dan rakyat tidak boleh ada sekat yang menghalangi. Itulah pemimpin pancasilais. 

Pemimpin pancasilais tidak boleh tinggal dalam menara gading kekuasaan. Karena kepemimpinan itu bermakna ketika sang pemimpin hadir di tengah-tengah rakyat. Melihat dan merasakan denyut nadi rakyat. Bergumul bersama dan menjawabi persoalan masyarakat.

Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang suka blusukan. Sebagai presiden yang merakyat, dalam dua periode kepemimpinannya, hampir seluruh wilayah Nusantara telah dikelilinginya. Semua wilayah, terutama daerah tertinggal dan terluar menjadi prioritas yang didatangi Jokowi. Ini bukti bahwa Jokowi sungguh menyatu dengan masyarakat.

Dalam lawatan-lawatannya, Jokowi telah mengunjungi kabupaten Flores Timur. Tepatnya di pulau Adonara ketika sesama saudara di pulau tersebut mengalami musibah banjir bandang dan tanah longsor, April 2021 lalu. Saya pun bermimpi agar suatu waktu Presiden Jokowi bisa kembali ke tanah Nagi dan mendatangi lembaga pendidikan kami, SMP Negeri 3 Wulanggitang, di desa Hewa, kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Mimpi saya ini tidak muluk-muluk. Karena Presiden Jokowi telah "hadir" di Spentig Hewa. Kehadiran Jokowi di lembaga SMPN 3 Wulanggitang bukan dalam kunjungan langsung tetapi dalam bentuk buku. Ya, buku tentang Jokowi. Buku berjudul "Jokowi Mewujudkan Mimpi INDONESIA Memahami Pembangunan Berbasis Karakter dan Nilai-nilai Kemanusiaan" yang ditulis oleh Darmawan Prasodjo.

Dalam buku ini Darmawan memaknai karakter dan kepribadian Jokowi atas kebijakan atau program unggulan selama kepemimpinam Jokowi. Ringkasnya, bagaimana program-program seperti Dana Desa, Reformasi Agraria dan Perhutanan Sosial, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera, infrastruktur, pariwisata, dll., bisa hadir dalam kepemimpinan Jokowi? Semua itu diulas Darmawan dalam buku ini.

Atas kehadiran Jokowi melalui buku "Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia: Memahami Pembangunan Berbasis Karakter dan Nilai-nilai Kemanusiaan" di Spentig Hewa, kami menyampaikan terima kasih kepada Pustaka Bergerak Indonesia, khusus Bang Nirwan Ahmad Arsuka I dalam kerja sama dengan PLN mengirim buku ini ke taman bacaan di seluruh negeri. Buku ini telah kami terima bulan Maret lalu.

Pengiriman buku ini memberi pesan bahwa masyarakat Indonesia masih haus akan pengetahuan. Namun akses masyarakat terhadap buku sebagai salah satu sumber pengetahuan masih sangat terbatas. Sebaran buku di wilayah Nusantara sangat timpang. Kekurangan buku terutama di bagian timur Indonesia dan daerah pedesaan. Sementara di Indonesia bagian barat dan di kota-kota kelimpahan buku.

Tahun ini hari lahir Pancasila dirayakan dengan teman "Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia". Suatu peradaban yang maju tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga non-fisik. Kemajuan peradaban tidak hanya dilihat dari pembangunan fisik tetapi juga ditandai dengan perubahan pola pikir dan pola laku masyarakat. Salah satu ciri masyarakat yang memiliki pola pikir dan pola laku maju adalah mencintai ilmu. Ciri umum orang yang mencintai ilmu adalah suka membaca buku.

Karena itu upaya pemerataan akses terhadap buku harus dilakukan. Lewat usaha Pustaka Bergerak Indonesia, kondisi ini pernah ditangani melalui program pengiriman buku secara gratis pada tanggal 17 setiap bulan yang dibiayai pemerintah. Program ini memberi angin segar pemenuhan bahan bacaan bagi anak-anak di pelosok. Sayang program ini kini tidak berjalan lagi. Mudah-mudahan di moment peringatan hari Pancasila ini program ini kembali dihidupkan.

Foto bersama Presiden Jokowi di istana negara. Dok.pribadi
Foto bersama Presiden Jokowi di istana negara. Dok.pribadi

Kembali pada mimpi saya. Secara pribadi, saya sudah bertemu secara langsung dengan Presiden Jokowi di istana negara. Bahkan dua kali saya mengalami moment perjumpaan dengan Presiden Jokowi. Pertama saat pelepasan Guru Garis Depan (GGD) di istana negara. Itu terjadi tahun 2015. Saat itu bersama teman-teman GGD yang akan ditugaskan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) kami dilepas Jokowi di halaman istana negara.

Moment kedua adalah saat peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta tahun 2016. Pertemuan kedua dengan Presiden Jokowi terasa lebih istimewa bagi saya. Kali ini tidak hanya sebatas halaman istana negara. Saya bahkan masuk dalam istana negara. Makan siang bersama Presiden Jokowi. Berpose bersama. Dan saat meninggalkan istana negara, kami dihadiahi kain batik oleh Jokowi.

Walau secara pribadi saya sudah bertemu Presiden Jokowi secara langsung dan secara tidak langsung Jokowi telah hadir di Spentig Hewa dalam bentuk buku, saya masih memimpikan agar Presiden Jokowi suatu saat nanti, entah dalam kapasitas sebagai Presiden atau mantan presiden bisa hadir secara langsung di Spentig Hewa. Semoga mimpi saya menjadi kenyataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun