Mentalitas ini tidak hanya berkaitan dengan individu tetapi juga sebagai tim. Sebagai individu maupun tim, mentalitas Madrid saat ini sudah teruji ketika berlaga di liga champions. Pemain seperti Benzema, Modric, Kroos, Casemiro, Coustouis, Alaba, Carvajal, sudah merasakan atmosfir liga champions hingga final beberapa kali.
Sebagai tim, mentalitas Madrid tak perlu diragukan. Ada pernyataan, bila ingin menjuarai liga champions, bermainlah di Real Madrid. Karena di liga champions Madrid bermental baja. Nama besar klub membuat etiap pemain yang mengenakan jersey Madrid dan bertanding di liga champions akan termotivasi. Sejarah hebat klub di liga champions turut mendongkrak mental pemain yang bertanding.
Ketika bertanding di liga champions, Madrid memiliki mental kokoh sehingga mereka selalu berjuang sampai peluit akhir berbunyi. Halmana dapat dilihat saat tim ini beberapa kali lolos dari "lubang jarum" kekalahan dan melaju ke fase selanjutnya dengan sensasional. Bila pemain Madrid bermental "kerupuk", permainan sudah "selesai" saat mereka dalam posisi tertinggal. Di sinilah kematangan mental Madrid yang membedakannya dengan klub lain.
Kiranya ulasan ini menyadarkan para haters agar berhenti mencela Madrid. Kesuksesan Madrid jelas bukan keberuntungan. Skill, taktik dan mentalitas adalah pembeda yang membuat Madrid mampu melewati jalan terjal menuju singgana kejuaraan. Karena itu Madrid layak dinobatkan sebagai king of Europe.