Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kubur Kosong (Sebuah Catatan Pilu di Hari Paskah)

6 April 2021   09:52 Diperbarui: 6 April 2021   09:58 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir bandang di desa Leuwayan. Dokpri

Karena itu ketika menemukan kubur yang kosong, tentu kita akan merasa sedih. Ini adalah kehilangan yang kedua. Kita mengalami kehilangan saat keluarga meninggal. Maka ketika kubur mereka juga hilang, ini adalah kehilangan yang lebih memilukan. Karena tidak ada yang lebih memilukan setelah mengalami kehilangan yang kedua. Sungguh sedih sekali.

Bagi kami orang Leuwayan (tentu juga yang lain) kunjungan ke kubur adalah tradisi pada moment tertentu, hari raya misalnya. Juga sebuah aktivitas wajib ketika kami yang tinggal di luar desa ada kesempatan kembali ke kampung. Berziarah ke makan keluarga membakar lilin sambil berdoa. Sebuah dialog dengan keluarga yang sudah meninggal. Berziarah ke makam juga adalah sebentuk kunjungan, sapaan dan jalinan komunikasi.

Lalu ketika kubur-kubur itu telah kosong, hilang tak berbekas, kemanakah kami akan berkunjung bila pulang kampung nanti? Di manakah lilin ini akan kami bakar di saat kesempatan pulang libur nanti? Untuk semua keluarga yang telah meninggal yang dikuburkan di pekuburan umur Raq Utuq, walau kubur telah kosong tetapi kalian semua masih tetap ada di hati orang-orang Leuwayan.

Sisa material banjir bandang di desa Leuwayan-dokpri
Sisa material banjir bandang di desa Leuwayan-dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun