Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kubur Kosong (Sebuah Catatan Pilu di Hari Paskah)

6 April 2021   09:52 Diperbarui: 6 April 2021   09:58 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Minggu (04/03/2021) umat Katolik merayakan hari raya Paskah. Paskah adalah peristiwa kebangkitan. Karena itu merayakan Paskah berarti merayakan kemenangan Kristus atas maut. Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Kini Ia telah hidup kembali. Maut tidak berkuasa lagi atas Dia.

Paskah tentu tidak terlepas dari kisah sengsara Tuhan Yesus. Jalan salib yang harus dilalui Kristus menuju puncak Golgota. Via dolorosa: jalan kesengsaraan. Jalan penderitaan. Di jalan salib ini Yesus Kristus menderita, memikul salib hingga ke bukit Kalvari. Dan di puncak Golgota Yesus meregangkan tanganNya di palang penghinaan.

Namun di ujung jalan penderitaan ini ada sukacita kebangkitan. Inilah inti iman Kristiani. Setiap orang Kristen percaya bahwa Yesus Kristus yang wafat di kayu salib bangkit pada hari ketiga. Hari Paskah. Sebagaimana dikatakan Santu Paulus dalam suratnya kepada orang Korintus, "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sailah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosa" (1 Kor.15:17).

Kebangkitan adalah bagian terpenting dari iman Kristen. Dan bukti kebangkitan Yesus adalah kubur Yesus yang kosong. Dan kisah kubur kosong ini dalam Injil ditemukan pertama kali oleh wanita-wanita. Penginjil Yohanes melukiskan bahwa "Pada hari pertama minggu itu, gi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur itu" (Yoh. 20:1). Kubur telah kosong. Yesus sudah bangkit.

Kubur kosong adalah fakta kebangkitan. Kubur kosong merupakan tanda kemenangan. Kubur kosong adalah bukti Tuhan sungguh telah hidup.  Ya kubur kosong itu artinya Tuhan telah mengalahkan maut.

Lokasi pekuburan umum desa Leuwayan yang tersapu banjir bandang. Sumber: dokpri
Lokasi pekuburan umum desa Leuwayan yang tersapu banjir bandang. Sumber: dokpri
Di saat umat Katolik merayakan Paskah, hampir sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur dilanda bencana alam. Banjir, tanah longsor, angin kencang, ombak besar terjadi dalam dua hari terakhir ini. Bencana alam ini tidak hanya menimbulkan kerugian material tetapi juga menelan korban jiwa. Paskah yang menjadi moment merayakan sukacita kebangkitan berubah menjadi ratap pilu kesedihan.

Di kampung halaman saya Leuwayan, Kedang, Lembata juga tidak luput dari terpaan bencana alam. Sekitar dini hari, ketika masyarakat sedang tertidur dengan pulas, tanpa disangka-sangka dari puncak gunung Uyelewun banjir bandang datang melanda.

Banjir bandang yang terjadi di perbatasan antara desa Leuwayan dan Leudanung ini melewati tempat pekuburan umum desa Leuwayan. Raq Utuq nama tempat pekuburan umum ini. Di tempat ini Kakek, Nenek, Bapa, Mama, Om, Tanta, Bibi, Kaka, Ade dan semua keluarga desa Leuwayan yang telah meninggal dikuburkan.

Akibat banjir badang ini, kubur-kubur semua keluarga yang telah meninggal tertimbun material banjir. Juga hanyut tersapu banjir ke laut. Semua rata dengan tanah. Kubur kosong.

Bila di saat perayaan Paskah kubur kosong merupakan kabar sukacita, kubur kosong di kampung kami saat ini adalah kabar dukacita.

Kubur atau makam bagi masyarakat Indonesia pada umumnya sering dijadikan tempat ziarah. Di makam merekalah kita bertemu (walau tidak dalam rupa secara langsung) dengan keluarga yang sudah meninggal. Di kubur itu pula kita saling mendoakan. Kita mendoakan mereka agar bahagia di alamnya. Sembari meminta keluarga yang sudah meninggal mendoakan kita di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun