Mohon tunggu...
Gerardus Kuma
Gerardus Kuma Mohon Tunggu... Guru - Non Scholae Sed Vitae Discimus

Gerardus Kuma. Pernah belajar di STKIP St. Paulus Ruteng-Flores. Suka membaca dan menulis. Tertarik dengan pendidikan dan politik. Dan menulis tentang kedua bidang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Buruh dalam Kenangan Saya

1 Mei 2020   16:34 Diperbarui: 1 Mei 2020   16:32 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain membantu Bapak, saya juga ikut kerja proyek. Kebetulan saat itu ada proyek pembangunan talut jalan raya di kampung. Bersama pekerja yang lain, saya bekerja sebagai pembantu tukang dengan tugas mengaduk dan mengangkut campuran semen.

Setelah setahun beristirahat, saya berkesempatan melanjutkan pendidikan SMA tahun berikutnya. Tiga tahun saya mengenyam pendidikan SMA. Setelah tamat SMA, tidak seperti teman-teman yang mendapat kesempatan melanjutkan kuliah, saya harus beristirahat lagi. Pulang kampung dan tinggal di sana setahun lamanya.

Dalam kesempatan kedua istirahat dari pendidikan saya juga bekerja. Di awal tahun 2000-an, ojek lagi booming di kampung. Beruntung saya bisa mengendarai sepeda motor.

Menjadi tukang ojek dengan tugas mengantar dan menjemput baik manusia dan barang menggunakan sepeda motor pun saya lakoni. Dengan menyewa sepeda motor milik orang, saya menjalani profesi sebagai tukang ojek.

Catatan pengalaman kerja tersebut menghantar saya sampai pada titik sekarang. Memang dalam hidup, kita harus bekerja. Untuk mempertahankan hidup kita harus membanting tulang.

Namun untuk memperoleh pekerjaan adalah suatu yang sulit. Tidak mudah di tengah mendapat pekerjaan di tengah modernisasi sekarang. Dalam hal kerja, dunia ini seperti tidak adil.

Tahun ini Hari Buruh atau May Day diperingati dalam kondisi global yang terserang pandemic vocid-19. Kebijakan lock down atau bekerja dari rumah yang diterapkan untuk menghentikan virus corona berdampak pada ekonomi global. Dampak nyata serangan corona yang melumpuhkan perekonomian global sangat dirasakan para pekerja.

Pandemic corona memaksa segala aktivitas dihentikan. Perusahaan ditutup dan para pekerja dirumahkan. Kondisi ini membuat banyak perusahan gulung tikar dan para pekerja kehilangan pekerjaan karena di PHK. Jumlah pengangguran akan bertambah. Sebagaimana diberitakan Kompas, data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2019, jumlah pengangguran terbuka sebesar 5,28 persen atau 7,05 juta orang.

Jika ditambah dengan angka pengangguran akibat pandemic covid-19, jumlah pengangguran di Indonesia tahun ini akan mencapai sekitar 10-12 juta orang (Kompas.com, 01/05/2020, dengan judul "Hari Buruh 1 Mei: Nasib Buruh di Tengah Pandemi Virus Corona").

Hari Buruh atau May Day adalah moment untuk memperhatikan nasip para pekerja. Hal-hal terkait upah dan beban kerja mereka; perlakuan yang manusiawi dan masa depan mereka setelah pandemic berakhir juga harus menjadi perhatian bersama.

SELAMAT HARI BURUH!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun