Mohon tunggu...
Muhammad Syamsul Hadi
Muhammad Syamsul Hadi Mohon Tunggu... -

Muhammad Syamsul Hadi\r\nLahir di Kota Tegal\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Syahadat dan Agama Islam

4 Mei 2011   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:05 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Latar Belakang

Begitu erat hubungan antara syahadat dan agama islam,karena syahadat itu termasuk dalam rukun islam. Manun dalam kenyataan yang ada, sering sekali syahadat kita tidak mempunyai arti begitu saja. Berarti ketika kita dalam keadaan yang seperti itu,keduanya sudah tidak mempunyai hubungan lagi,atau dalam kata lain berarti kita telah terjerumus dalam kemusrikan yang terlepas dari agama islam. Yang lebih ironisnya lagi terkadang kita tak pernah menyadari akan hal tersebut dan enggan untuk berusaha mencegahnya.

B. Pembahasan

1. Syahadat yang gugur

Bentuk perilaku yang bagaimanakah sehingga syahadat kita dianggap gugur, dari bentuk pertanyaan yang seperti ini, kami akan mencoba mengambil sedikit dari beberapa contoh,pertama yakni dalam bentuk omongan. Ketika seseorang meraiah sebuah kesuksesan,ketika baru saja terlepas dari himpitan sebuah masalah,ketika baru saja sembuh dari sakit.maka tidak jarang kalau kita mengatakan bahwa sembuh sakit kita,karena kita telah berobat atau pergi ke dokter. Dan semua itu karma sebuah jerih payah serta usaha kita. Disinilah letak kesalahan kita, secara ditak langsung kita telah mengenyampingkan allah sebagai tuhan yang mendatangkan madhorot dan manfaat bagi manusia.

Padahal menurut konsep ajaran islam keimanan kepada Allah bukan saja meliputi bahwa,Allah itu tuhan yang wajib disembah saja. Namun juga bahwa Allah sajalah yang mampu mendatangkan madhorot dan manfaat bagi manusia. Bahwa Allah lah yang menyambuhkan penyakit. Bahwa Allahlah yang membuka pintu kemudahan dari segala bentuk kesulitan, dan manusia memang tak mempunyai daya dan upaya apa saja.

Ternyata bukan sebatas omongan saja yang terkadang membuat kita terjerumus dalam kemusrikan,dalam segi pemikiran pun sering membawa kita keluar dari agama islam. Yakni ketika ada sebuah anggapan bahwa zaman sebagai ukuran dalam menentukan hokum-hukum dalam agama islam. Tidak sedikit dari umat islam sendiri yang berasumsi bahwa, hokum yang ditetapkan pada zaman nabi Muhammad saw. Atau pun ketika pada ulama-ulama terdahulu,sudah tidak pas lagi untuk diterapkan pada zaman yagn modern ini.

Berbagai contoh pemikiran yang menggunakan zaman sebagai ukuran atau sumber nilai dapat disebutkan misalnya. Mengenai huku waris,pakaian wanita,dan pergaulan peria dan wanita.dimana mereka berpaendapat bahwa bentuk atau model pakaian yang telah telah diterapkan,sangat tidak berpihak pada kaum wanita pada zaman sekarang,menurut mereka pakain tersebut hanya mengganggu aktivitas mereka saja. Contohnya ialah ketika mereka dituntut untuk memakai kerudung atau jilbab. Dalam kenyataan yang ada tidak sedikit bagi kaum wanita yang tidak memakainya,taupun ketika mereka memakainya hanya sebatas untuk model saja, bukan untuk menutupi aurat mereka. Secara tidak langsung ini ialah betuk penentangan terhadap syareat-syareat islam,dan penyampingan terhadap Allah sebagai pemegang kekuasaan hokum tertinggi,dengan tingkah laku dan pemikiran mereka.

2. Agama Islam

Apakah yang dimaksud dengan islam, dan bagaimanakah bentuk perilaku yang semestinya kita praktekan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat menentukan prilaku kita,bila kita terlebih dahulu mengetahui apa itu islam. islam yaitu agama Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad swa. yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits,berupa undang-undang serta aturan hidup bagi manusia dan juga sebagai pedoman serta petunjuk guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

Sedangkan di dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa islam adalah, kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Swt dan Muhammad adalah utusan Allah. Mengerjakan sholat,menunaikan zakat,puasa pada bulan rhamadhon,dan kamu haji ke baitullah bila kamu telah mampu untuk melaksanakannya.

Setelah kita mengetahui dan meyakini bahwa islam adalah agama Allah yang diturunkakn kepada nabi Muhammad. Dan tiada tuhan selain Allah Swt dan nabi Muhammad utusan Allah maka kita tergolong sebagai umat islam.

Namun bukan sebatas itu saja,agar kita selalu terjaga dalam keislaman kita. Didalam agama islam masih terdapat larangan-larangan dan kewajiban-kewajiban yang termuat dalam Al-Qura’an dan Hadits. Seperti halnya mengerjakan sholat,menunaikan zakat,puasa pada bukan ramadhon dan haji ke baitullah jika kamu mapu mengerjakannya, dan masih banyak lagi peraturan-peraturan dalam agama islam yang harus kita taati yang semuanya itu berorientasi untuk membawa kita dalam kebahagian dunia dan akherat.oleh karena itu hokum sebenarnya di maksudkan untuk membibmbing seluruh aktivitas manusia agar mempersiapkan kehidupan yang lebih sempurna dan kekal di akherat nanti.

Jadi jangan pernah ada dalam pemikiran kita bahwa peraturan-peraturan dalam agama islam adalah sebuah beban,namun kesemuan itu adalah sebuah alat untuk melepas segala bentuk kesulitan.

Dan segala bentuk pertolongan-pertolongan,dan segala bentuk apapun baik di dunia maupun kelak di akherat nanti yaitu atas keridhoan dan kehendak Allah Swt. Karena kita hanyalah sebuah ciptaannya,karena takan pernah ada bentuk kemanfaatan yang dilakukan oleh seorang ciptaan tanpa ada keridhoan dari sang pencipta.

C. Kesimpulan

Marilah kita bersma-sama dlam menjaga ke utuhan islam kita,jangan biyarka syahadat kita gugur begitu saja ksrena sebuah pemikiran-pemikiran atau anggapan dalam otak kita ataupun dalam bentuk yang lainnya.
Dan marilah kita bersama-sama merenungkan siapakah diri kita,bisa apakah kita,kita hanyalah mahluk yang tak mampu berbuat apa-apa tanpa keridhoanya. Dan segala sesuatau yang disyareatkan dalam agama islaml ialah sebuah jalan untuk menuju sebuah kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat kelak. Marilah kita senantiasa meminta ampunan atas segala bentuk kesalahan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun