Pada akhir tahun 2018 lalu aku dan 3 temanku mewakili sekolahku untuk mengikuti festival lomba film di jepang yaitu 12th Asian International Childern Film Festival.Â
Awal mula singkat cerita kami ke jepang karena film kami masuk nominasi 10 besar, sehingga kami diundang untuk menghadiri acara festival film tersebut.Â
Peserta yang mengikuti festival ini terdiri dari 12 negara di Asia Tenggara, dari indonesia sendiri ada 3 perwakilan yaitu, kami ber-empat dari Kota Batu, kemudian ada tiga teman kami dari Salatiga, dan tiga teman kami dari Bogor.Â
Runtutan acara kami berlangsung kurang lebih selama 10 hari pada 19-28 November 2018, dengan rundown 2 hari pertama di Tokyo, kemudian 7 hari di Hokkaido, dan 2 hari kembali ke Tokyo lagi. Senang rasanya karena kami kesana ketika musim salju.
Acara kami lebih terfokuskan ketika di Hokkaido. Kami menginap di hotel Northern Arc Resort, Kitami City, Hokkaido. Selama 7 hari disana kami mengikuti berbagai kegiatan study visit seperti ke SMA/SMK yang ada di sana, dan ke universitas Japan Institute Of The Moving Image, hingga malam penghargaan penganugrahan nominasi film yang juga disambut oleh Walikota Kitami pada saat itu.Â
Selain kebersamaan bertemu teman dan belajar kultur baru, di Hokkaido kami juga belajar untuk menambah wawasan dan tentang memori bersejarah yang ada di sana. Kami mengunjungi 3 tempat wisata yaitu Yama No Aquarium, Okhotsk Ryu-hyo (Drift Ice) Museum, dan Kitami Mint Memorial Museum.
Ketika berkunjung ke SMA/SMK yang ada disana kami belajar tentang cara membuat matcha green tea yang dibuat dan dihidangkan secara tradisional oleh nenek disana, kemudian belajar tentang cara memandikan bayi dan mengatasi patah tulang yang benar, dan juga berkeliling merasakan suasana sekolah dan kelas.Â
Kemudian ketika berkunjung ke Kampus Broadcast kami belajar banyak hal tentang siaran TV dan Film, saya kagum ketika memasuki ruang artistik dan studio indoor disana, karena semua peralatan disana bisa terbilang lengkap dan tersusun rapi.Â
Kami lebih banyak belajar dan sharing materi tentang film termasuk treatment juga workflow mulai dari pra produksi, produksi, pasca produksi, dan publisihng film-nya.Â
Dan acara terakhir di kampus ini kami menonton bareng film karya mahasiswa di kampus sana, yaa hasil karyanya bagus dan kualitas gambar dan audionya jernih seperti di film/series jepang yang biasa kita tonton di official platform penyedia film dan series.
Setelah itu pada keesokan harinya kami berkunjung ke Aquarium besar, disana kami belajar tentang spesies ikan yang ada disana, dan juga melihat langsung di bawah aquarium besar tentang kehidupan ikan disana.Â
Kemudian kami berkumjung ke Museum Es, disana kami belajar tentang cara mengatasi diri ketika ada gempa kecil hingga besar, juga belajar desain arsitektur bangunan tahan gempa.Â
Kemudian kami belajar tentang proses pembekuan air hingga menjadi es, juga belajar tentang macam-macam suhu dengan satuan derajat selsius, dan mencoba merasakan suhu tersebut dalam satu ruangan.Â
Dan diakhir acara kami juga melihat banyak orang yang sedang belajar ice skating, juga kami pergi ke pusat perbelanjaan yang ada disana dan berfoto dengan salju di depan toko setelahnya.
Keesokan harinya kami berkunjung ke Museum Paper Mint, disana kami belajar sejarah tentang museum tersebut, mulai awal beroperasi sampai berhenti operasi, hingga kini menjadi museum.Â
Kemudian kami berkeliling ke berbagai ruangan dan belajar tentang bahan baku pembuatan paper mint dari berbagai jenis daun, proses penginapan daun selama beberapa bulan dan tahun, hingga proses filterisasi dan penyulingan sampai menjadi sebuah salah satu produk yang diproduksi yaitu permen paper mint. Dan acara hari itu ditutup dengan pergi ke Tobu East Mall, disana kami hanya berbelanja untuk oleh-oleh dan makan siang.
Kemudian tibalah acara awarding pengumuman nominasi film, sayang film kami hanya masuk nominasi saja dan dari perwakilan Indonesia tidak ada yang mendapat penghargaan.Â
Kemudian acara selanjutnya adalah after party dan perform, disana setiap perwakilan negara harus menampilkan perform, kami sebagai perwakilan Indonesia menampilkan dance yang diiringi musik Indonesia yang sudah diaransement dengan musik dangdut. Para peserta pun satu persatu ikut maju ke depan panggung dan kita berjoget bersama.Â
Selain itu ada perform juga dari murid SMA, mereka menampilkan alat musik tradisional, dan kami juga belajar memainkan alat musik Taiko yang dipukul sesuai dengan tempo yang sudah disusun sesuai alunan musiknya. Dan acara ini ditutup dengan barbeque-an atau bakar-bakar daging dengan berbagai peserta dari perwakilan negara, dan kami saling bertukar cerita dan berfoto bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H