Mohon tunggu...
Kukuh Purwanto
Kukuh Purwanto Mohon Tunggu... Penulis lepas -

Don't follow me. I'm lost too!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bagaimana Cara Membuat Biografi

7 Desember 2018   10:11 Diperbarui: 7 Desember 2018   10:36 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimanapun, kepedihannya tak berpengaruh buruk terhadap cita rasa masakan buatannya. Ngaisah masih bekerja di keluarga Loekminto meski sang mentor telah pensiun akibat encok dan katarak. 

Anehnya, cita rasa masakannya naik ke level kelezatan yang tak terdefinisikan. Loekminto menyebutnya "hidangan yang semakin mendekatkannya pada tuhan", dan istrinya semakin tekun berdoa agar di surga nanti dirinya mendapat babu sepintar Ngaisah.

Pasangan juragan itu mempunyai satu orang anak lelaki. Namanya Slamet Riyadi, yang kemudian dia ubah sendiri pada ulang tahunnya yang kedelapan belas menjadi Tommy Riyadi akibat kesengsem berat pada nama salah satu jagoan di kartun Power Rangers. Pemuda itu berselisih lima setengah tahun dari umur Ngaisah.

Sebagai anak tunggal juragan kopra terkaya di kota Cepu, yang luas kebun kelapanya saja setara dengan luas empat desa, tentu bisa dimaklumi bila perangai Tommy jauh dari keberadaban. 

Umurnya masih empat belas ketika Loekminto menghadiahinya sepeda motor Suzuki GSX-1000 yang bisa dipacu hingga kecepatan 200 kilometer per jam, dan bocah itu memakainya untuk mengirim seorang penjaja jagung rebus ke rumah sakit dengan enam rusuk yang patah. 

Pada kesempatan lain, yaitu ketika Tommy menginjak SMA, orangtuanya membeli Honda Estilo yang akhirnya remuk tiga hari kemudian di jurang Sarangan. Tommy selamat, untungnya begitu.

Loekminto berhasrat mengirim Tommy kuliah ke Australia, tetapi anaknya terlalu bodoh bahkan untuk sekadar menulis "I love you" dengan ejaan yang benar. Maka, terdamparlah dia di kamar kos di jalan Kaliurang, Yogyakarta, dengan prestasi terbaiknya adalah berangkat kuliah tepat waktu dengan mulut tak berbau ciu, sesuatu yang amat jarang terjadi. 

Dia mengabaikan semua mata kuliah dan memilih untuk meniduri banyak wanita, yang kebanyakan adalah mahasiswi berdompet tipis yang sedang butuh uang demi melentikkan bulu mata. Memang, sesekali Tommy telat bereaksi sehingga pacar-pacarnya hamil, tetapi itu bukan masalah besar mengingat tak ada bidan yang tak bisa dibeli. Untung sekali.

Pencapaiannya yang mengharukan itu memaksa pihak kampus untuk mendepaknya. Dia drop out di semester ke tujuh belas. Pulang ke kampung halaman dan menjadi putra mahkota, Tommy baru sadar kalau di rumahnya selama ini berdiam seorang perawan. 

Ngaisah, gadis yang dia kenang sebagai bocah dekil dan udik dan berpayudara rata, kini menjelma gadis matang dengan bongkah daging segar di bagian depan dan belakang, meski tubuhnya masih berbau bawang.

Saat itu Jakarta diguncang prahara gerakan reformasi. Soeharto, presiden yang telah berkuasa terlalu lama sehingga membutuhkan bantuan mahasiswa untuk mengingatkannya pada cara turun tahta, berbuat apa saja agar pergerakan masif mahasiswa dapat dicekal. Namun, mahasiswa yang menduduki gedung MPR, dan disusul oleh masyarakat yang dengan gembira menjarah apa pun di tiap toko yang mereka temui, memaksa Soeharto untuk mundur dan berujar di televisi bahwa tak menjadi presiden pun ia "ora pateken".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun