Cepu merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan minyak bumi adalah sumber daya alam yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakatnya. Sebagian besar penduduknya memang bekerja di sektor perminyakan, entah sebagai buruh minyak di beberapa perusahaan pertambangan, sebagai pekerja proyek instalasi sarana eksplorasi minyak bumi, atau malah sebagai penambang minyak tradisional dengan metode yang nyaris tak berubah sejak minyak bumi ditemukan di sini.
Namun, itu adalah kisah lama. Meskipun kota kecamatan seluas 49 kilometer persegi ini masih menghasilkan minyak dan gas bumi, penduduk tak lagi menjadikannya sebagai sandaran perekonomian sebagaimana era sebelumnya. Kini, dengan stimulus pemerintah dan perusahaan-perusahaan pertambangan yang bergiat di sana, mayoritas penduduk Cepu berkecimpung di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Terdapat pelbagai jenis UMKM yang digeluti oleh penduduk Cepu. Pedagang kelontong, penjaja penganan keliling, pengrajin genteng dan batu bata dari tanah liat, dan pengusaha kedai kopi adalah beberapa contoh di antaranya. Meski begitu, terdapat dua jenis industri UMKM yang patut digarisbawahi berdasarkan sisi historis dan signifikansinya bagi perekonomian masyarakat Cepu. Kedua jenis industri UMKM tersebut adalah sebagai berikut:
Kerajinan Kayu Jati
![Seorang pekerja di industri kerajinan kayu jati tengah merampungkan proses produksi. Sumber: dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/03/20181203-201908-5c053187c112fe6bd7246a92.jpg?t=o&v=770)
Letak geografis Cepu, yang berada di dataran rendah dan diapit perbukitan kapur Kendeng, menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan tanaman jati. Maka, tak heran bila wilayah Cepu, dan Kabupaten Blora pada umumnya, memiliki area hutan jati yang luas.
Sifat kayu jati yang tahan rayap, amat keras, tetapi mudah dibentuk, menjadikannya bahan baku utama dalam industri mebel dan kerajinan tangan. Oleh para pengrajin, kayu jati diolah menjadi pelbagai macam furnitur, perabotan rumah tangga, hingga mainan anak.
![Pelbagai macam produk kerajinan kayu jati. Sumber: detik.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/03/img-20120411144044-4f85357c82cbc-5c053279c112fe620e49b282.jpg?t=o&v=770)
Hampir semua pelaku usaha kerajinan kayu jati memiliki showroom tempat memajang hasil produksinya. Di sinilah orang-orang bisa membeli produk kerajinan kayu jati dengan banderol yang variatif, bergantung pada ukuran produk, jenis dan mutu kayu yang digunakan, serta tingkat kerumitan pengerjaannya. Produk berukuran kecil semisal kotak tisu dihargai di bawah seratus ribu, sedangkan produk mebel berukuran besar seperti lemari mencapai harga jutaan rupiah.
Dalam satu bulan, sebuah unit industri rumahan kerajinan kayu jati rata-rata memperoleh omset hingga ratusan juta rupiah. Sumber utama pendapatannya berasal dari permintaan pasar domestik dari pelbagai penjuru Indonesia, sementara sisanya berasal dari pasar luar negeri dan sektor pariwisata. Para wisatawan yang berkunjung ke Cepu memang kerap menjadikan produk kerajinan kayu jati sebagai cendera mata.
Egg Roll Waluh
![Produk Egg Roll Waluh yang dihasilkan oleh desa Ngroto, Cepu. Sumber: infoku28.blogspot.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/03/img-20181202-001147-5c0534856ddcae4ef974a112.jpg?t=o&v=770)
Itu sebelum tahun 2009. Pada tahun tersebut, Kelompok Wanita Tani (KWT) Budi Rahayu menarik atensi banyak orang dengan mempelopori pendirian sebuah industri rumahan yang bergerak di bidang kuliner. Produk pertama industri tersebut, yang sekaligus mengatrol nama desa Ngroto hingga tingkat nasional, bernama egg roll waluh.
Kudapan berbahan dasar waluh atau labu kuning ini berbentuk silinder sepanjang belasan sentimeter dan berongga di tengahnya. Pemilihan bahan dasar waluh dilatari oleh alasan sederhana: itulah produk pertanian yang paling melimpah di desa Ngroto.
Seiring waktu, tak hanya KWT Budi Rahayu yang berkecimpung di industri egg roll waluh ini. Beberapa anggotanya memilih untuk mendirikan unit industrinya sendiri, dan banyak masyarakat sekitar, yang sebelumnya tak berafiliasi dengan KWT Budi Rahayu, ikut menjadi produsen egg roll waluh. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Blora, saat ini terdapat 16 unit industri egg roll waluh di seluruh wilayah Cepu, yang mana masing-masing unit industri itu mampu menghasilkan omset puluhan juta rupiah dalam sebulan.
Masih berdasarkan data Disperindagkop Blora, terdapat 69 orang yang bekerja di industri egg roll waluh. Data tersebut hanya mencantumkan orang-orang yang terlibat dalam proses produksi; seandainya kita memperhitungkan tenaga kerja yang terlibat dari hulu ke hilir, dimulai dari petani waluh hingga pada jaringan distribusinya, maka kita bisa sepakat bahwa industri ini memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat.
![Ibu Umi Nugroho, istri Bupati Blora Joko Nugroho, menjajal membuat egg roll waluh ketika berkunjung ke desa Ngroto. Sumber: infoku28.blogspot.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/03/ifoku-cepu-ny-umi-djoko-nugroho-bupati-blora-5c05353d12ae9465102bfd72.jpg?t=o&v=770)
Sama seperti industri kerajinan kayu jati, mayoritas pelaku industri egg roll waluh memiliki toko tempat mereka memajang produknya. Kudapan ini telah menjadi ikon baru kota Cepu, sehingga para wisatawan kerap membelinya sebagai buah tangan. Meski begitu, penjualan egg roll waluh tak terbatas di kota Cepu dan bergantung hanya pada wisatawan; egg roll waluh juga bisa diperoleh di daerah lain, seperti Semarang, Jogjakarta, Jakarta, hingga Aceh.
Signifikansi Jaringan Distribusi
Masih ada beragam jenis UMKM di kota Cepu, seperti sentra kerajinan bambu, tas kulit kayu, keripik tempe, wingko, dan lain-lain. Walaupun begitu, dari dua jenis UMKM yang telah diulas di atas, serta memperhatikan data tentang kontribusi UMKM dalam menyerap 97 persen tenaga kerja dan 60 persen Produk Domestik Bruto, kita sudah bisa menarik kesimpulan mengenai peran UMKM yang semakin bermakna bagi perekonomian masyarakat.
Selain semangat kewirausahaan dan kreativitas, jaringan distribusi juga memegang peranan krusial bagi pengembangan UMKM. Jaringan distribusi yang baik akan memudahkan pelaku usaha untuk mendapatkan bahan baku produksi yang tak dimiliki daerahnya, sekaligus menjadi sarana vital untuk menyalurkan produk-produknya ke daerah lain.
Di sinilah peran PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Perusahaan logistik ini memiliki jaringan distribusi ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri, yang tentu amat bermanfaat bagi para pelaku usaha UMKM. 28 tahun pengalamannya bergerak di bidang logistik menjadikannya sebagai perusahaan yang kredibel di mata masyarakat.
Selain jaringan distribusi yang luas, JNE juga mempunyai kelebihan lain seperti tarif yang kompetitif, pelacakan kiriman via internet, dan ribuan outlet di pelbagai wilayah di Indonesia. Bersama mitra usahanya, JNE pun meluncurkan pelbagai fitur yang semakin memudahkan masyarakat dalam mengirim barang, contohnya adalah fitur Friendly Logistics, JNE Cashless, serta aplikasi MyJNE.
JNE juga berkomitmen untuk mendukung industri UMKM di Indonesia dengan beragam cara. Selain menelurkan fitur-fitur yang amat membantu para pelaku usaha UMKM, secara rutin JNE juga menggelar pelbagai pelatihan dan seminar seputar kewirausahaan di berbagai daerah. Harapannya, masyarakat yang tertarik bergiat di sektor UMKM akan memiliki bekal kecakapan dan pengetahuan yang memadai saat memulai usahanya, dan masyarakat yang sudah berkecimpung di bidang UMKM dapat memajukan usahanya.
Sinergi antara sektor UMKM dan JNE tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga menurunkan angka kemiskinan, mengurangi tingkat pengangguran, dan pada akhirnya menciptakan masyarakat sejahtera sebagaimana yang diidealkan.