Lalu bagaimana cara agar terhindar dari plagiasi? Jawabannya hanya satu, kerjakanlah sendiri dengan jujur. Dimulai dari membangun kerangka berpikir ilmiah dalam proposal yang merupakan hasil pemikiran sendiri, yang setiap detail kata-katanya juga berasal dari pemikiran sendiri.Â
Jika memerlukan data atau argumen pendukung dari referensi lain, hindari copy-paste. Baca baik-baik referensi yang digunakan, pahami segala informasi yang dibutuhkan dalam referensi tersebut, kemudian tuliskan dalam paper kita sendiri dengan menggunakan bahasa, kalimat, frase kita sendiri, hingga menjadi paragraf yang merupakan racikan kita sendiri, tanpa mengubah makna dari informasi aslinya.Â
Dengan demikian kita mendapatkan paragraf dengan cerita yang rapi, runtut dan original. Sulit? tentu saja. Hal ini bukan saja dialami mahasiswa, namun seluruh akademisi yang bekerja dengan tulisan ilmiah.
Jadi, buang jauh-jauh pemikiran bahwa copy-paste akan mempercepat penyelesaian karya ilmiah. Justru copy-paste akan memperlambat penyelesaian tersebut. Mengapa bisa begitu? Karena ketika terdeteksi indeks plagiasi tinggi, maka dosen pembimbing atau reviewer akan mengembalikan naskah kita dengan mewajibkan perbaikan mayor (perbaikan besar yang menyangkut kerangka berpikir, data, dan apapun yang bersifat fundamental). Tentu saja hal itu di luar harapan kita sebagai penulis.Â
Oleh karena itu, kerjakan paper Anda sebaik mungkin tanpa menjiplak sedikitpun. Semoga artikel ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang hampir berpikir untuk bunuh diri. Selamat berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H