Mohon tunggu...
Kukuh C Adi Putra
Kukuh C Adi Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Pendidikan | @kukuhcadiputra

GTK Inovatif Kategori Guru SMK Tahun 2023 - BBGP Jawa Tengah | Penulis #tenunankata, Selepas Subuh✨ | Founder Engineer @magnatara.id | Asessor @bnsp_official

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Selepas Subuh: Krisis Identitas dan Ruang Tumbuh Diskusi

21 Juli 2024   17:23 Diperbarui: 23 Juli 2024   01:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI: Identitas dan Kebenaran | Image by Pixabay

Kebenaran merupakan fondasi yang penting dalam membentuk identitas seseorang. Namun, dalam pencarian kebenaran, seringkali individu mengalami krisis identitas. Krisis tersebut muncul ketika nilai-nilai, keyakinan, dan pandangan hidup yang diyakini selama ini tergoyahkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang mendasar apalagi menantang. 

Dalam momen ini, seseorang bisa merasa kebingungan dan kehilangan arah, namun juga merupakan peluang untuk melakukan refleksi mendalam tentang siapa mereka sebenarnya.

Selama krisis identitas, individu seringkali merenungkan nilai-nilai yang mereka anut, tujuan hidup yang mereka kejar, dan bagaimana mereka memahami diri mereka sendiri dan hubungannya dengan lingkungan sekitar. Proses ini bisa menyakitkan namun penting untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang lebih baik.

Melalui refleksi dan eksplorasi yang mendalam, seseorang dapat memperkuat identitas mereka, memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka, dan menemukan kedamaian dalam kebenaran yang mereka anut. Paragraf di atas adalah teori idealnya.

Bagaimana jika dalam pembentukan identitas, individu tersebut tidak mau ada sakit dalam prosesnya? Tidak mau mengenal refleksifitas setidaknya memberi pertanyaan kepada diri sendiri: Apakah aku pernah merugikan orang lain?

Label "kebenaran" sering menjadi incaran setiap individu dan kelompok manusia. Dalam sejarahnya manusia berani melakukan apapun jika sudah mendapatkan legitimasi daripadanya. Faktanya, kebenaran selama ini perlahan dintervensi manusia dengan sedemikian massif. 

Kebenaran dan Post Truth Era atau era pasca kebenaran adalah era dimana pendapat masyarakat tidak lagi dibentuk oleh fakta dan rasio melainkan oleh sentiment dan mobilisasi kepercayaan. Manusia cenderung suka berkelompok, bertemu, berasosiasi untuk mewujudkan kebenaran kolektif dan terus-menerus melakukan pembenaran situasional. 

Selama mereka sepaham, kelompoknya akan dibuat membesar, sakitnya kenyataan kebenaran ditanggung secara beregu, refleksitas ditekan habis, kenapa perlu masukan dari orang lain jika dalam kelompoknya mereka saling menguatkan dan meyakini kelompoknya benar.  

Hans G. Gadamer dalam "Truth and Method", menjelaskan bahwa kebanyakan manusia tidak pernah berjumpa dengan kebenaran. Jika hidupnya baik, jangan berbangga dulu, karena jangan-jangan kebenaran yang sesungguhnya menemukan dirinya. Atau mungkin manusia yang terus-menerus memproduksi kebenaran dari sebuah pembenaran. 

Manusia sering berlindung di balik berbagai argument untuk berapologia ketika mengalami kegagalan dalam memahami hidup. Padahal kegagalan itu semata-mata kerana ketidakcakapan dalam memaknai kebenaran itu sendiri.

Kita cenderung mengagungkan sosok manusia dalam suatu kelompok yang kita anggap benar, nahasnya bagaimana jika individu tersebut ternyata produsen kebenaran situasional ulung ? Krisis identitas umat manusia dimulai dari sana. 

Ia terus menerus menghindari kenyataan pahit dalam mengenal diri sendiri. Mengikuti kebenaran yang dibenarkan supaya mendapati kondisi nyaman. Pertanyaannya saya tambah: Apakah kebenaran yang kita pilih pernah merugikan orang lain?

Hidup dalam suatu kelompok tidak akan pernah terlepas dari kegiatan berdiskusi. Pilihan ada kepada masing-masing anggota, mau diarahkan kepada sentiment of discussion atau valuable of discussion. Apa itu?

Sentiment of Discussion (Suasana diskusi), mengacu pada perasaan atau emosi yang mendasari pembicaraan. Ini bisa berupa:

  • Positif (positif): Diskusi yang menyenangkan, konstruktif, dan penuh semangat.
  • Negatif (negatif): Diskusi yang penuh permusuhan, menegangkan, atau membuat frustrasi.
  • Netral (netral): Diskusi yang berlangsung tanpa emosi yang kuat, mungkin informatif tapi datar.

Value of Discussion (Nilai diskusi), mengacu pada manfaat atau keuntungan yang didapat dari pembicaraan tersebut. Ini bisa berupa:

  • Menambah pengetahuan (informatif): Diskusi yang mengajarkan hal baru atau memberikan perspektif berbeda.
  • Memecahkan masalah (produktif): Diskusi yang menghasilkan solusi atau rencana untuk mengatasi suatu permasalahan.
  • Membangun kesepahaman (mengeratkan hubungan): Diskusi yang membuat orang-orang yang terlibat menjadi lebih mengerti satu sama lain.

Singkatnya, sentiment of discussion berkaitan dengan perasaan saat diskusi, sedangkan value of discussion berkaitan dengan manfaat yang didapat setelah diskusi. 

Jangan sampai terlalu penuh sentimen dalam diskusi sehingga memojokkan orang lain dan melakukan pembenaran dengan tujuan mengamankan golongannya. Ringkasnya, jika terlalu banyak sentimen tentu semakin sedikit produksi value-nya.

Mari kita biasakan membentuk ruang diskusi sebagai bentuk penguatan identitas manusia yang bersosial dan beradab. Kita tempatkan kegiatan diskusi yang ber-value menjadi penguatan karakter dan proses bertemunya jati diri. 

Jika seseorang memang sejatinya tinggi, tak pantas rasanya jika hidupnya hanya memikirkan cara membuat orang lain menjadi rendah. Jika posisimu sedang dibuat rendah setidaknya gerakkan bibirmu seolah-olah tersenyum, lambat laun akan luwes dan benar-benar tersenyum. 

Ketika berada dalam posisi tersebut anggaplah itu ujian kesabaran. Karena kebijaksanaan bukan hanya terletak pada pandai tidaknya seseorang menempatkan diri atau harus menguasai segala hal, melainkan:

Kebijaksanaan membuat seseorang selalu terlihat pantas bahkan ketika ia tidak menguasai apapun. 

Mungkin diskusi yang bertumbuh salah satu jalan dalam prosesnya. Wallahu A'lam Bishawab. (Kkh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun