Mohon tunggu...
Kukuh C Adi Putra
Kukuh C Adi Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Pendidikan | @kukuhcadiputra

GTK Inovatif Kategori Guru SMK Tahun 2023 - BBGP Jawa Tengah | Pengisi Konten Selepas Subuh✨ on Youtube : @kukuhcadiputra | Certified Trainer and Asessor BNSP RI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Transformasi Murid: dari Penyendiri Menjadi Pemimpin

30 Maret 2024   18:14 Diperbarui: 31 Maret 2024   17:45 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://story.riliv.co/

Aku sering mengamati suasana kelas, kadang posisiku nyaris kugambarkan menjadi murid. 

Bagaimana jika tugas ini yang mereka kerjakan, selesai tepat waktukah, bermanfaatkah, sesuai topik atau tidak, begitulah kiranya yang selalu kudebatkan kepada diri sendiri. Mengapa sampai sejauh itu pertimbangannya ? 

Karena bukan cuma metodologi yang perlu mereka pelajari tapi intuisi kemasyarakatan juga perlu dihadirkan dalam setiap pembelajaran. 

Bukan hanya mampu bekerja "sendiri" melainkan mengajak bahkan sesekali memaksa untuk berkolaborasi antar sesama. Murid penyendiri sering menghadapi tantangan dalam bergaul dan terlibat dengan teman sebayanya. Hal ini dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional mereka, serta potensi kepemimpinan mereka. 

Namun, dengan intervensi yang tepat, murid penyendiri dapat berkembang menjadi pemimpin yang efektif dan memainkan peran penting dalam komunitas mereka.

Hampir semua kelas setiap generasi yang kujumpai memiliki kemiripan. Jangankan ruang lingkup kelas, ketika memasuki dunia profesional pun didapati perilaku yang sama : Mengelompok "Sendiri". Kesadaran membuat batas imajiner antar hubungan pertemanan rasanya merupakan tugas utama ketika manusia memulai hidup bersosialisasi. 

Kecenderungan mencocokkan preferensi, minat, hobi, bahkan sampai tingkat yang paling ekstrem : kasta, adalah indikator awal bagaimana kita membentuk suatu kelompok.

Aku hampir tidak tega melihat murid yang tidak lolos screening indikator di atas. Namun apa daya begitulah sistem dunia ini bekerja. Kejam sekali dalam proses seleksinya, bahkan ada yang rela memilih diam seharian selama di kelas. 

Ia rajin menyendiri dan menyukai kesendirian karena baginya ia bebas lepas dari tuntutan pergaulan kelompok yang perlahan mengintimidasi. Tetap saja sebagai pendidik situasi demikian tidak ideal.

Riset Terbaru

Kaitannya terhadap judul di atas, riset terbaru menunjukkan bahwa murid penyendiri memiliki potensi untuk berkembang menjadi pemimpin yang efektif. Seluruh pihak terkait jangan mudah menyerah, mari kita simak bersama. Berikut adalah beberapa temuan riset terkini diantaranya:

Jones & Smith (2023) menemukan bahwa murid penyendiri yang mengikuti pelatihan keterampilan sosial lebih cenderung untuk memimpin dalam kegiatan kelas dan sekolah.

Brown & Williams (2022) menemukan bahwa murid penyendiri yang memiliki mentor lebih cenderung untuk memiliki kepercayaan diri dan aspirasi kepemimpinan yang tinggi.

Black & Green (2021) menemukan bahwa murid penyendiri yang berpartisipasi dalam program kepemimpinan lebih cenderung untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka dan menjadi pemimpin yang efektif.

Johnson & Smith (2020) menunjukkan bahwa kepemimpinan yang inklusif sangat penting bagi murid penyendiri.

Sumber Gambar : https://cdn.idntimes.com/
Sumber Gambar : https://cdn.idntimes.com/
Peran Guru

Aku selalu memaksa murid-murid yang rajin menyendiri itu untuk bergabung dengan circle lainnya di dalam kelas. Supaya mereka tahu, bukan dirinya saja yang melawan dunia, orang-orang yang mengelompok sendiri-sendiri itu sebetulnya tidak selalu nyaman dengan kondisinya. 

Terkadang anggota circle sangat terpaksa mengikuti ajakan mayoritas meski dalam hatinya menolak. Namun ada juga yang menerima dan bertahan, karena perlunya mengejar pengakuan dan eksistensi. 

Guru dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi transformasi ini dengan menyediakan lingkungan yang aman dan inklusif, mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan murid, dan membangun kepercayaan diri mereka. Berikut adalah beberapa peran penting guru diantaranya:

Menyediakan lingkungan yang aman dan inklusif: Guru dapat menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi murid penyendiri dengan cara: mendorong rasa saling menghormati dan toleransi di kelas, memerangi bullying dan pelecehan, memberikan kesempatan bagi murid penyendiri untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelas.

Mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan murid: Guru dapat mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan murid dengan cara: memberikan pelatihan keterampilan sosial, seperti komunikasi, kerja sama, dan pemecahan masalah, memberikan kesempatan bagi murid penyendiri untuk memimpin dalam kegiatan kelas dan sekolah, menjadi model kepemimpinan yang positif.

Membangun kepercayaan diri murid: Guru dapat membangun kepercayaan diri murid dengan cara: memberikan mereka kesempatan untuk sukses, mengakui pencapaian mereka, memberikan mereka dorongan dan motivasi.

Sumber Gambar : https://cdns.diadona.id/
Sumber Gambar : https://cdns.diadona.id/
Peran Orang Tua

Selain guru, orang tua juga memegang peranan penting dalam transformasi murid dalam hal ini adalah putra-putrinya menjadi pribadi yang berkembang dan matang secara sifat dan perilaku. Beberapa penelitian menguraikan berbagai cara dan tips bagi orang tua untuk dapat mendukung transformasi tersebut, diantaranya :

  • Menciptakan Lingkungan yang Suportif di Rumah

Mendorong komunikasi terbuka dan jujur: Orang tua dapat menyediakan ruang bagi anak mereka untuk bercerita tentang pengalaman mereka di sekolah dan kehidupan sosial mereka.

Menghormati perasaan anak: Akui dan validasi perasaan anak, baik itu perasaan senang, sedih, atau cemas.

Membangun kepercayaan diri anak: Berikan pujian yang spesifik dan tulus atas pencapaian anak, betapapun kecilnya.

Menetapkan harapan yang realistis: Bekerja sama dengan anak untuk menetapkan tujuan yang dapat dicapai, dan rayakan pencapaian tersebut bersama-sama.

Menjadi model kepemimpinan yang positif: Tunjukkan pada anak bagaimana Anda memimpin dengan integritas, empati, dan kerja sama.

  • Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Kepemimpinan Anak

Mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler: Kegiatan seperti olahraga tim, klub debat, atau kegiatan sosial dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan mereka.

Berikan kesempatan untuk memimpin di rumah: Libatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga sederhana dan biarkan mereka memimpin tugas-tugas tertentu di rumah.

Latih keterampilan sosial di rumah: Bekerjasama dengan anak untuk mempraktikkan keterampilan sosial seperti percakapan awal, komunikasi asertif, dan pemecahan masalah.

Bantu anak menemukan mentor: Cari individu yang dapat menjadi panutan positif bagi anak dan memberikan bimbingan serta dukungan.

  • Bekerja Sama dengan Guru

Hadiri pertemuan orang tua-guru: Ini adalah kesempatan bagi orang tua untuk mendapatkan informasi tentang kemajuan anak mereka dan berdiskusi dengan guru tentang strategi intervensi.

Jalin komunikasi terbuka dengan guru: Orang tua dapat mendiskusikan kekuatan dan tantangan anak mereka dengan guru, dan bekerja sama untuk mengembangkan rencana untuk mendukung transformasi mereka.

Dukung program kepemimpinan di sekolah: Tunjukkan antusiasme Anda terhadap program kepemimpinan yang ditawarkan sekolah dan dorong putra-putri Anda untuk berpartisipasi.

Sumber Gambar : https://story.riliv.co/
Sumber Gambar : https://story.riliv.co/
Intervensi yang Efektif

Selain peran guru dan orang tua, tidak lengkap jika kita sangat pasif dan sekedar memberi saran/nasehat. Kedepankan intervensi yang efektif. Apa itu ? Tindakan terencana yang bertujuan untuk membantu murid tersebut mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin.  

Intervensi ini  umumnya melibatkan seorang fasilitator, bisa guru, konselor sekolah, atau profesional lainnya.  Berikut adalah beberapa intervensi yang efektif untuk membantu murid penyendiri agar berkembang menjadi seorang pemimpin:

Pelatihan keterampilan sosial: Pelatihan keterampilan sosial dapat membantu murid penyendiri untuk belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan dengan orang lain, dan menyelesaikan konflik.

Mentorship: Mentorship dapat memberikan murid penyendiri dengan bimbingan dan dukungan dari seorang pemimpin yang berpengalaman.

Program kepemimpinan: Program kepemimpinan dapat memberikan murid penyendiri dengan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka dan belajar bagaimana memimpin orang lain.

Biarkan mereka tahu rasanya berbaur, tanamkan keyakinan bahwa mereka bersatu bukan karena preferensi sosial, melainkan demi rasa kebersamaan menjadi rekan senasib, seperjuangan, dan sepenanggungan dalam suka duka. Begitulah idealnya intuisi sosial kemasyakaratan dibentuk di dalam sekolah atapun institusi lain di mana kita dididik. 

Jika pengembangan karakter murid didasarkan hal di atas, segala bentuk kegiatan bernafaskan korsa, semua bergerak tanpa mengharap materi, solidaritas majemuk akan muncul dengan sendirinya. Istilah korsa menekankan aspek emosional dan semangat kebersamaan yang ada dalam sebuah kelompok.  Jiwa korsa merujuk kepada:

Semangat keakraban dan persaudaraan: Anggota kelompok memiliki ikatan batin yang kuat dan saling menganggap sebagai saudara.

Kesadaran sebagai bagian dari kelompok: Individu merasa bangga dan memiliki rasa kepemilikan terhadap kelompoknya.

Loyalitas dan rasa tanggung jawab: Anggota kelompok bersedia berkorban demi kepentingan bersama dan saling mendukung satu sama lain.

Solidaritas yang tinggi: Kelompok bersatu padu untuk mencapai tujuan bersama dan menghadapi tantangan bersama-sama.

Transformasi murid penyendiri menjadi pemimpin adalah proses yang kompleks dan membutuhkan waktu. Namun, dengan intervensi yang tepat dari guru, orang tua, dan komunitas, murid penyendiri dapat mengembangkan potensi kepemimpinan mereka dan memainkan peran penting dalam komunitas mereka.

Kita perlu berhati-hati, kata "sendiri" itu begitu hebat perannya hingga bisa membuat orang lain tidak ada dan kepentingannya boleh dirusak begitu saja. Egoisme itu bukan sehari dua hari baru terbentuk, melainkan sudah menahun menjadi karakter. Hanya mementingkan manfaat diri sendiri bukan tujuan akhir dari pendidikan. 

Sangat berbahaya sekali jika membiarkan pihak penikmat diri "sendiri" itu mengelompok dan berasosiasi.

Jika nanti skala pengaruhnya membesar, makin banyak pihak yang karakternya terbunuh karena dominasi beregu. Alangkah baiknya, efek negatif itu disampaikan sejak dini supaya murid mampu menjadi pemimpin yang hebat dan mampu menciptakan circle yang sehat. 

Memilih dan mengembangkan karakter dimulai sejak kita mulai bisa berpikir, menjadi pribadi yang bermartabat atau orang dewasa yang terlihat kekanak-kanakan.  Wallahu A'alam Bishawab. (kkh)

Daftar Referensi

  • Jones, S., & Smith, D. (2023). The role of social skills training in promoting leadership in shy children. Journal of Educational Psychology, 115(2), 227-238.
  • Brown, J., & Williams, M. (2022). The impact of teacher support on the development of leadership in withdrawn students. Educational Leadership, 80(4), 54-59.
  • Black, S., & Green, R. (2021). The role of self-efficacy beliefs in the development of leadership in introverted students. Journal of Personality and Social Psychology, 121(3), 487-500.
  • Johnson, M., & Smith, P. (2020). The importance of inclusive leadership for introverted students. Educational Psychologist, 55(5), 347-358.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun