Pertanyaan ini sudah diuji coba ke diri saya sendiri, dan ternyata bingung juga merapal jawabannya. Hmm, mungkin karena hobi, karena saya ingin, saya butuh, saya mampu membelinya, siapa tahu besok dibutuhkan, kasihan tidak ada yang beli, dan masih banyak alasan lagi.Â
Semakin banyak alasan yang ditemukan, maka semakin banyak barang yang saya beli. Mungkin Anda juga demikian. Sebetulnya kalau mampu dengan bijak menyesuaikan pembelian atas dasar butuh sih tidak apa.Â
Persoalannya ketika barang tersebut akhirnya berubah menjadi diri kita. Nah lho ? Bagaimana itu ?
Masalah akan timbul saat barang dibeli semata untuk memperlihatkan siapa kita, dan koleksi kita kemudian semakin bertambah.
Tujuan kita pun berubah menjadi meningkatkan jumlah kepemilikan karena barang dianggap sebagai instrumen yang mengangkat citra diri. Akibatnya kita menghabiskan waktu dan energi untuk merawat dan mengelolanya.Â
Begitu memandang bahwa barang adalah perpanjangan dari diri kita maka cara memperlakukannya akan menjadi tujuan hidup kita nomor satu.
***
Kiat meminimalisirÂ
Fumio menyampaikan suatu hal yang penting. Seiring berjalannya waktu, dunia akan menjadi sangat ramai dan barang akan mulai memiliki tujuan lain : meneguhkan citra diri.Â
Barang-barang ini tidaklah punya kekuatan, kitalah yang mengangkat derajatnya, menjadikannya setara dan jangan sampai berbalik berkuasa atas diri sendiri.