Dalam pendahuluannya, Erbe mengatakan proses positive thinking biasanya hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk meraih masa depan. Sedangkan proses positive feeling justru secara integratif mengandalkan kekuatan diri sendiri dan Tuhan untuk menciptakan sukses saat ini juga.
Dengan metode ikhlas kita berusaha menarik dan memanfaatkan "Gen of God" dalam diri sendiri untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya.
Kita sudah melihat bagaimana proses pengembangan diri yang berbasis intelegensi manusia telah berhasil menciptakan berbagai kenyamanan hidup, tetapi sedikit yang berhasil memberi sumbangsih dalam kebahagiaan hidup dan cara menikmatinya. Tak heran kita sering menjumpai semakin sukses seseorang semakin jauh rasanya dengan kebahagiaan itu sendiri.
Mengkolaborasi positive thinking dengan negative thinking lalu mengikatnya dengan positive feeling hendaknya menjadi satu konsep dasar dalam proses pengembangan diri dewasa ini. Tentunya kalau runtut dijalankan prosesnya, nantinya kita bisa secara cerdas dan efektif dalam menggabungkan IQ-EQ-SQ secara berdampingan. Jadi, masih cukup dengan berpikir positif saja ? (Kkh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H