Mobilisasi informasi yang tak terbendung terkadang bukan menambah pengetahuan atau referensi yang benar atas suatu isu, melainkan menjerumuskan massa ke dalam suatu kubangan berita daif yang kita sebut sebagai hoax dewasa ini.Â
Tom Nichols dalam risalahnya : Matinya Kepakaran, membenarkan adanya kecenderungan mencari informasi yang memperkuat penjelasan yang disukai, dan menolak data yang menentang sesuatu yang sudah kita terima sebagai kebenaran. Agaknya kita harus lebih kritis, cermat dan teliti menahan berita dan memvalidasi kebenarannya secara mandiri.
Dalam kolom mingguannya, A.S. Laksana memberikan usul agar mengedepankan penilaian kritis dengan mengajukan tiga pertanyaan : Apakah informasi ini dari sumber yang bisa dipercaya ? Siapa yang menyampaikannya ? Dan, Apakah yang saya baca ini opini atau fakta ? Berpikir kritis membantu kita untuk tetap independen.Â
Sehingga tidak ada lagi persoalan hutang negara yang begitu cepatnya dikomentari para netizen melebihi para pakar, atau terombang - ambing menjadi kawanan yang digembalakan ke sana kemari oleh kepentingan politik. Cukup inovasi teknologi saja yang berkembang secepat cahaya, jempol dan komentar kita jangan. Sebutan di atas sungguh sangatlah tidak lucu. (kkh)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H