Hidup di dunia ini kalau tidak gila, pasti tidak dapat bagian ....
Tapi haruskah kita gila untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan???? tentu semua orang menjawab fifty-fifty, tergantung, ... dll.
Saya berfikir apakah filosofi "Gila" itu harus dan perlu??? Saya juga bingung menafsirkannya karena sudah terlalu sering merenung atau saya yang "goblok".
Memang kegilaan itu bukan saja akibat tingkah laku kita, tetapi harus melekat diatas dasar pemikiran manusia itu sendiri, sebagai contoh:Â Pejabat yang harus memperbaiki kinerja organisasi haruslah mempunyai visi dan misi, Pengusaha untuk bisa eksis di bidang usaha yang digelutinya harus punya banyak ide. Itu contoh yang bagus....
Tapi lihatlah negara kita ..... terlalu banyak berfikir hingga sampai gila beneran, dari Presiden yang gila pencitraan, pejabat yang gila atas pujian, anggota DPR yang gila buat UU dan kunjungan ke luar negeri, dan juga rakyatnya yang gila mikir sembako naik terus dan UMR yang belum naik-naik (ini sudah gila beneran).
Kita terlalu sering melihat di TV, bahwa negara kita sudah seperti tempat berkumpulnya tempat korupsi, prostitusi, narkotika, teroris, hingga dunia lain. Sudah hebat negara kita ini, hingga sudah bisa menafsirkan arti "gila" yang sebenar-benarnya, sampai tempat para jin-jin berkumpul didatangi untuk ikut-ikut tantangan pula ....
Apakah ini sudah tanda-tanda negara memang gila?
Mulai merenung lagi... mudah-mudahan saya tidak gila memikirkannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H