Blog -Â Erick Form dalam bukunya menuliskan, jika cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya, secara sporadis yang dipicu interaksi komunikasi dan perilaku bersifat produktif dan saling memberi.Â
Hal demikian pula yang dialami mahasiswa saat melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN). Tak sedikit mahasiswa peserta KKN cinta lokasi (cinlok) dengan partner lawan jenisnya. Bahkan, KKN dan cinlok adalah keniscayaan yang sulit dihindari.
Sebelum itu, cinlok adalah sebuah istilah untuk menggambarkan kondisi seseorang atau sepasangan manusia yang jatuh cinta pada lawan jenis yang dipicu oleh tingginya intensitas interaksi.Â
Interaksi ini terjadi bukan karena keinginan, melainkan kebutuhan dan tak dipungkiri ada keterpaksaan. Sesederhana jika tidak bekerja sama (membangun interaksi intens) maka tujuan, apapun itu, tidak tercapai.Â
Kondisi ini bisa terjadi kepada seluruh manusia tanpa terkecuali dalam interaksi profesional, cinlok juga bisa tumbuh subur.
Kita telah mafhum bahwa cinta adalah suatu yang suci dan dimiliki setiap manusia. Tanpa cinta kehidupan akan berakhir. Bahkan kita hidup juga diberi kekuatan oleh cinta.Â
Cinta ibu yang merawat kita hingga dewasa dan cinta ayah yang selalu membuat kita tegar. Karena cinta membuat mereka, orang tua kita, mau berupaya melibihi kebutuhan mereka agar kita bisa tumbuh dan berkembang. Hingga menjadi manusia seutuhnya dan siap untuk menyambung kehidupan versi kita.
Jauh sebelum itu. Cinta juga berperan atas menyatunya dua jiwa yang saling berlawanan. Ketika rasa ego yang dimiliki masing-masing individu, laki-laki dan perempuan, dengan cinta akhirnya mereka berani menyatukan diri dalam bahtera rumah tangga.Â
Ego yang menggebu-gebu redam dan dari ego yang lapuk itu tumbuhlah kebahagiaan.
Namun, cinta dalam konteks cinlok yang dialami mahasiswa saat KKN tak melulu bisa dipandang sedemikian rupa. Sebab, cinlok lebih rumit dan kompleks.Â
Saat ada anggota yang cinlok dalam sebuah kelompok KKN bisa berdampak pada anggota lain. Juga bisa merembet pada kesuksesan dari progam KKN tersebut.
Pertama, mereka tidak bisa memungkiri keberadaan cinta yang tumbuh di dada mereka. Cinta mereka tumbuh dengan sendirinya dari kebersamaan yang terjalin seiring berjalanya waktu.
Kedua, saat cinta tumbuh dalam jiwa mereka, persoalan muncul ketika setiap yang jatuh cinta saat KKN ternyata telah memiliki pasangan. Setidaknya, salah satu dari dua sejoli ini telah memiliki pasangan, meski sebatas pacar.
Bahkan, saat cinlok bisa membuat seorang mahasiswa lupa dengan pasangannya. Tak sedikit dari mereka yang hubungannya dengan sang pujaan hati renggang karena cinlok KKN.Â
Kondisi ini bisa berdampak dari keseharian mahasiswa saat KKN. Sebab, hari-harinya harus dijalani dengan pertengkaran kecil dengan sang pasangan.
Ketiga, cinlok bisa bersifat sementara, namun akan begitu membekas di salah satu pihak. Jatuh cinta yang timbul akibat kebersamaan dengan lawan jenis saat KKN biasanya tak berlangsung lama. Sebab cinta mereka tumbuh karena tidaksengajaan dan keadaan.
Semisal, seorang ketua kelompok cinlok dengan sekretaris karena mereka sering berkomunikasi dan bersama ke mana-mana. Sebenarnya, cinta mereka dipaksa oleh keadaan.Â
Jika seorang ketua dan sekretaris hubungannya renggang, maka progam kerja (proker) KKN bisa amburadul. Selain itu, komunikasi antar anggota kelompok bisa tercerai berai.
Menyikapi Cinlok saat KKN dengan Bijaksana
Cinlok saat KKN bisa berdampak positif atau negatif, tergantung pada bagaimana kita mengelolanya. Jika kita bisa menjaga komitmen dengan pasangan yang sudah ada, atau menjalin hubungan yang sehat dan harmonis dengan pasangan baru, maka cinlok tidak akan menjadi masalah.
Namun, jika kita berselingkuh, bermain-main, atau mengabaikan tanggung jawab KKN, maka cinlok bisa merusak hubungan kita dengan pasangan, teman, dan masyarakat.Â
Lalu, bagaimana cara menghadapi cinlok saat KKN? Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu coba:
1. Fokus dengan program kerja
Salah satu cara untuk menghindari cinlok saat KKN adalah dengan fokus pada program kerja yang harus diselesaikan. Jangan biarkan diri kamu terganggu oleh perasaan yang timbul karena cinlok.Â
Ingatlah tujuan awal kamu mengikuti KKN, yaitu untuk mengabdi dan belajar. Manfaatkan waktu KKN sebaik-baiknya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat.
2. Jadikan semua anggota sebagai sahabat
Cinlok seringkali terjadi karena adanya rasa dekat dan nyaman dengan seseorang yang baru dikenal. Untuk mengurangi potensi cinlok, cobalah untuk menjadikan semua anggota KKN sebagai sahabat.Â
Bersikaplah ramah, sopan, dan terbuka dengan semua orang. Jangan membeda-bedakan atau memilih-milih teman. Dengan begitu, kamu bisa menjalin hubungan yang lebih bersifat persahabatan daripada romantis.
3. Jaga komunikasi dengan pasangan
Jika kamu sudah memiliki pasangan sebelum KKN, maka jaga komunikasi dengan pasangan kamu. Meskipun jarak dan waktu bisa menjadi kendala, tetaplah berusaha untuk saling memberi kabar, dukungan, dan perhatian.Â
Jangan biarkan pasangan kamu merasa ditinggalkan atau diabaikan. Tunjukkan bahwa kamu masih setia dan mencintai pasangan kamu, meskipun ada godaan cinlok saat KKN.
4. Hindari situasi yang bisa memicu cinlok
Cinlok bisa terjadi karena adanya kesempatan atau situasi yang mendukung. Misalnya, sering berduaan, berbagi kamar, atau melakukan aktivitas yang intim dengan seseorang yang bukan pasangan.Â
Untuk menghindari cinlok, sebaiknya kamu menghindari situasi-situasi tersebut. Jangan memberi ruang atau peluang untuk terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jika perlu, batasi kontak fisik atau interaksi dengan orang yang menarik perhatian kamu.
5. Bertanggung jawab dengan pilihan kamu
Jika kamu memutuskan untuk menjalin hubungan baru saat KKN, maka kamu harus bertanggung jawab dengan pilihan kamu. Jangan bermain-main atau berselingkuh dengan orang lain.Â
Jangan juga melupakan tanggung jawab kamu sebagai peserta KKN. Jaga hubungan kamu dengan pasangan, teman, dan masyarakat. Jangan sampai hubungan kamu merugikan atau menyakiti orang lain.Â
Jika kamu merasa tidak siap atau tidak yakin dengan hubungan baru kamu, sebaiknya kamu mengakhiri atau menunda hubungan tersebut.
Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi cinlok saat KKN. Ingatlah bahwa cinlok bukanlah hal yang harus dihindari atau ditakuti, asalkan kamu bisa mengelolanya dengan bijak dan dewasa. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat menjalani KKN!
Artikel ini ditulis oleh tim publikasi Kukerta Desa Srabah 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H