Saat ada anggota yang cinlok dalam sebuah kelompok KKN bisa berdampak pada anggota lain. Juga bisa merembet pada kesuksesan dari progam KKN tersebut.
Pertama, mereka tidak bisa memungkiri keberadaan cinta yang tumbuh di dada mereka. Cinta mereka tumbuh dengan sendirinya dari kebersamaan yang terjalin seiring berjalanya waktu.
Kedua, saat cinta tumbuh dalam jiwa mereka, persoalan muncul ketika setiap yang jatuh cinta saat KKN ternyata telah memiliki pasangan. Setidaknya, salah satu dari dua sejoli ini telah memiliki pasangan, meski sebatas pacar.
Bahkan, saat cinlok bisa membuat seorang mahasiswa lupa dengan pasangannya. Tak sedikit dari mereka yang hubungannya dengan sang pujaan hati renggang karena cinlok KKN.Â
Kondisi ini bisa berdampak dari keseharian mahasiswa saat KKN. Sebab, hari-harinya harus dijalani dengan pertengkaran kecil dengan sang pasangan.
Ketiga, cinlok bisa bersifat sementara, namun akan begitu membekas di salah satu pihak. Jatuh cinta yang timbul akibat kebersamaan dengan lawan jenis saat KKN biasanya tak berlangsung lama. Sebab cinta mereka tumbuh karena tidaksengajaan dan keadaan.
Semisal, seorang ketua kelompok cinlok dengan sekretaris karena mereka sering berkomunikasi dan bersama ke mana-mana. Sebenarnya, cinta mereka dipaksa oleh keadaan.Â
Jika seorang ketua dan sekretaris hubungannya renggang, maka progam kerja (proker) KKN bisa amburadul. Selain itu, komunikasi antar anggota kelompok bisa tercerai berai.
Menyikapi Cinlok saat KKN dengan Bijaksana
Cinlok saat KKN bisa berdampak positif atau negatif, tergantung pada bagaimana kita mengelolanya. Jika kita bisa menjaga komitmen dengan pasangan yang sudah ada, atau menjalin hubungan yang sehat dan harmonis dengan pasangan baru, maka cinlok tidak akan menjadi masalah.
Namun, jika kita berselingkuh, bermain-main, atau mengabaikan tanggung jawab KKN, maka cinlok bisa merusak hubungan kita dengan pasangan, teman, dan masyarakat.Â
Lalu, bagaimana cara menghadapi cinlok saat KKN? Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu coba: