Mohon tunggu...
Equus Caballus
Equus Caballus Mohon Tunggu... -

This is a call.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tweet Keluhan Anda!

1 Agustus 2011   06:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:11 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu keunggulan media sosial (social media atau sering disingkat socmed) adalah memungkinkan interaksi. Kita mungkin saja tidak bertatap muka, namun pesan yang ingin disampaikan setidaknya bisa dikirimkan langsung. [caption id="attachment_122706" align="aligncenter" width="300" caption="Twitter, media sosial yang bisa digunakan untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi"] [/caption] Media sosial yang relatif cepat mengantarkan pesan ini adalah twitter. Pengguna situs pengicau ini adalah sekitar 7.6 juta di regional Indonesia. Nah, pengguna twitter bukan hanya orang biasa seperti Anda dan saya, namun juga pejabat pemerintah. Di sebuah kasus seperti pemblokiran internet untuk situs porno (dan mungkin akan dilanjutkan untuk pemblokiran pengunduhan lagu), tentunya kita ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tifatul Sembiring—dengan akun di twitter @tifsembiring dan @tifasembiring—tentunya orang yang paling tahu soal ini, karena jabatan beliau di puncak Kemenkominfo. Bertemu langsung dengannya pastilah susahnya minta ampun. Namun jika kita tak setuju dengan kebijakannya atau minta klarifikasi, kita bisa suarakan keluhan kita langsung kepada yang bersangkutan. Kita tinggal mention saja beliau, sebutkan argumen yang kita miliki dalam 140 karakter. Kini, voice of the voiceless bisa berkicau di twitter. Walaupun lamat-lamat. Twitter adalah media alternatif, dimana tersedia kanal aspirasi secara langsung. Hal ini bisa jadi potensial, misalnya terkait aspirasi pemilih terhadap wakil rakyat yang dipilihnya. Jika rakyat aktif menggunakan twitter dan memiliki kontrak sosial dengan wakil rakyatnya untuk bisa berkomunikasi langsung via jasa ini, bayangkan betapa cepat aspirasi dan informasi yang bisa disuarakan—dan kemungkinan komunikasi intens antara rakyat dan wakilnya. Beberapa wakil rakyat di DPR-RI sudah mempraktekkan hal tersebut untuk manfaat pemilih dan juga untuk isu-isu yang dikerjakan komisinya. Sebut saja Eva Kusuma Sundari (akun twitter @evndari), Budiman Sudjatmiko (akun twitter @budimandjatmiko), dan Teguh Juwarno (akun twitter @teguhjo). Mereka adalah beberapa yang cukup aktif dalam golongan ini. Namun banyak dari pengguna twitter, baik eksekutif maupun legislatif, yang masih menggunakan jalur “satu arah”, yakni hanya untuk mempromosikan dirinya. Dengan kata lain, mereka yang menggunakan twitter untuk secara aktif engaging dalam komunikasi sangatlah jarang. Akun Fauzi Bowo atau Foke, Gubernur DKI Jakarta adalah salah satu contoh. Alih-alih menampung keluhan rakyat, akun twitter @bangfauzibowo hanya mentransmisi pesan-pesan yang jauh dari kebutuhan rakyat—bahkan sering puji-pujian belaka terhadap dirinya. Follower-nya sekitar 13.500 orang, cukup banyak. Jika kita gunakan fasilitas sederhana untuk mencari keluhan terhadap Jakarta, ribuan orang telah menyuarakan unek-unek—mulai dari argumen yang tersusun baik bahkan hingga kata-kata kasar. Padahal dalam keruwetan politik saat ini, keluhan dan aspirasi rakyat bisa ditampung dengan cepat via twitter. Dari figur-figur yang ada dan mampu menggunakan fitur ini dengan baik, kita bisa membuat patokan siapa-siapa pemimpin yang baik—pemimpin yang mau mendengar keluhan rakyatnya. Lagian siapa juga yang mau memilih pemimpin yang hanya omong berbusa-busa doang, dan tak mau mendengarkan rakyat? Sebuah daftar pengguna twitter berisi pejabat pemerintah, menteri atau pejabat publik ternyata telah dikreasi oleh @treespotter. Silakan lihat daftarnya di sini (dan kita semua bisa berkontribusi ke @treespotter untuk memutakhirkan daftar tersebut). Penggunaan twitter terkait hal ini memang belum dilakukan secara masif, namun potensinya saya rasa cukup besar. Jadi saat ada yang ingin Anda keluhkan, jangan malu-malu untuk menyuarakan langsung ke orangnya!*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun