Hasrat dan kerinduan menuntun segalaku menyusuri jalan berliku
Di sepanjang perbatasan kota yang asing
Di antara pohon pohon tua yang begitu bijak mengahalau udara dingin
mengangkangi hamparan perkebunan kopi
dan memandangi harapan harapan bermekaran disana
yang saat terpejam seketika wajahmu menembus hatiku
Berpuluh puluh kali telah aku cundangi megahnya semeru yang agung di dalam diamnya merenung
Berpuluh puluh kali juga aku telah mengabaikan ketenangan hamparan liar selat bali
gemuruhnya tak mampu meredakan hentakan kuat di dalam dada
dengan gagah Aku memungut waktu mengikuti jejak matahari
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!