Ingkar Pelakon
Aku melafazkan namaMu
Ketika orangorang menyodorkan wajahnya untuk diperbaiki
Ku ukir namaMu huruf demi huruf
diujungujung bulu halus,
Berguna topeng bak tameng,
Berlindunglah dibalik riasannya
Tercetak kerut demi kerut
Tanda renta dimainkan
Terlukis coreng moreng
menertawakan kemalangan
Maksud apa hendak dituju
Ketika kegetiran hidup tak lagi dirasakan
Peran apa kau mainkan bila hanya berharap keuntungan
Hilang semua peka, goyah segala rasa
Jangan kau lena keserakahan
Jika kau lupa, hanya sandiwara.
Penanda masa, hingga saatnya tiba
Kau, kalian, dan kita kembali padaNya.
Condet, Juli 2012
Nyata dalam Kuas
Coba ku ingat dimana ku sematkan Rouge
Karena samar, bubuhkan kembali
Tak nampak kilat tatapan
Mungkin aku lupa menambahkan keemasan
Sampai sang kejora tak bernyali meninggikan dagu
Aku hanya sebatang kuas tanpa mata dan tanpa ingatan
Bukan salahku kalau perananmu meredup
Benar saja, hasil kerjaku adalah perisai
Tempat berlindung dari kenyataan
Menutupi kebobrokan
Angkuhmu adalah kehancuranmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H