Di era digital, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan banyak orang. Salah satu fenomena yang muncul dari penggunaan media sosial adalah sharenting, yaitu perilaku orang tua yang membagikan informasi, foto, atau video tentang anak mereka di media sosial. Meskipun terlihat sebagai bentuk kebanggaan dan kasih sayang orang tua terhadap anak, sharenting menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang privasi, keamanan, dan dampaknya terhadap anak di masa depan. Â
Apa Itu Sharenting? Â
Sharenting berasal dari gabungan kata "share" (berbagi) dan "parenting" (mengasuh anak). Istilah ini merujuk pada aktivitas orang tua yang membagikan momen kehidupan anak mereka melalui media sosial. Kegiatan ini bisa berupa foto pertama bayi setelah lahir, perayaan ulang tahun, momen sekolah pertama, hingga kegiatan sehari-hari anak. Â
Fenomena Sharenting di Masyarakat
Di masyarakat modern, sharenting telah menjadi hal yang lumrah, terutama di kalangan orang tua milenial dan Gen Z. Orang tua merasa bangga terhadap pencapaian atau momen menggemaskan anak mereka dan ingin membagikan kebahagiaan itu kepada teman dan keluarga. Namun, tanpa disadari, tindakan ini memiliki sisi positif dan negatif. Â
Contoh Kasus Sharenting Â
1. Kasus Bayi Viral karena Lucu
Seorang ibu di media sosial pernah membagikan video bayi perempuannya yang tertawa dengan suara unik. Video tersebut viral dan mendapatkan jutaan penonton. Akibatnya, sang bayi menjadi terkenal dan sering diundang ke berbagai acara televisi. Namun, ketika bayi tersebut tumbuh, ia merasa tidak nyaman dengan perhatian yang diberikan kepadanya. Â