Mohon tunggu...
Kurnia Trisno Yudhonegoro
Kurnia Trisno Yudhonegoro Mohon Tunggu... Administrasi - Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Coronavirus dan Proyek Ibu Kota Baru: Saatnya Realistis Menghadapi Kenyataan

27 Maret 2020   15:48 Diperbarui: 27 Maret 2020   15:54 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar didapat dari Foreign Policy Council of Europe

"Ketidakwarasan adalah melakukan suatu hal yang sama berkali-kali, namun berharap hasilnya akan berbeda" -Albert Einstein

Latar Belakang

Virus corona yang saat ini telah menjangkiti seluruh dunia, mengakibatkan sekurangnya 470.000 positif terinfeksi dan menyebabkan 20.000 kematian, tidak luput menrjang negar Indonesia. Di mana sampai dengan tanggal 26 Maret 2020, di Indonesia telah teridentifikasi pasien positif sebanyak 893 orang, dengan total meninggal dunia sebanyak 73 orang.

Selain menyebabkan korban jiwa, virus yang bernama resmi Covid-19 ini juga turut menghantam perekonomian dunia. Pada saat artikel ini ditulis, sudah hampir 25 % penduduk dunia berada di dalam situasi lockdown. Kota di Amerika Serikat, Eropa, India dan Tiongkok seolah menjadi kota mati.

Efeknya tentu praktis alur eskpor impor dan konsumsi dunia terhambat. Sektor pariwisata dan transportasi menjadi dua sektor yang paling babak belur di tahap pertama. Selanjutnya adalah sektor Jasa konsumsi yang terhantam akibat pergerakan orang yang menurun. Ombak terakhir yang mengintai tentunya adalah sektor manufaktur, tetapi sektor manufaktur kemungkinan besar baru mulai terasa pada April, ketika pesanan mulai menyusut.

WTO memproyeksikan bahwa dari segi finansial, efek dari covid-19 ini akan jauh lebih besar dari Krisis Finansial Global pada 2008. Sehingga katakanlah Covid-19 berhasil ditangani pada tahun 2020. Bila kita membandingkan dengan 2008, maka pertumbuhan ekonomi dan GDP negara-negara baru kembali normal pada 2010 (level pra-krisis)atau tahun 2021-2022 pada kali ini.

Di tengah riuh rendahnya pemberitaan tentang Covid-19 ini, sebuah berita muncul, Pembangunan ibukota baru tetap on schedule. Dengan dimulainya pembangunan proyek bendungan di daerah calon ibukota baru pada semester II 2020. Kemudian muncul sebuah pertanyaan di benak penulis, masihkah realistis untuk memasang target pindah ibukota pada tahun 2024?

Timeline Proyek Ibukota Baru

Dalam Timeline yang dibuat oleh BAPPENAS, permulaan kontruksi adalah tahun 2022. Ini kurang lebih sama dengan perhitungan penulis yaitu :

Penulis hanya berbeda pada 4 hal, yaitu Jalan Utama (Penghubung dengan jalan provinsi dan jalan protocol), MRT, Instalasi militer dan LRT. Mengapa keempat hal ini harus tahun ini dikerjakannya, antara lain karena nanti jalan akan menjadi boundary marker (penanda batas), sekaligus menjadi akses keluar masuk peralatan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun