Mohon tunggu...
Kurnia Trisno Yudhonegoro
Kurnia Trisno Yudhonegoro Mohon Tunggu... Administrasi - Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Perfect Storm Perdagangan Indonesia

1 Desember 2014   19:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:20 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Perfect Storm" Perdagangan luar negeri Indonesia

Asal Mula Masalah

Mungkin ada yang merasa bahwa tulisan saya kali ini mengada-ada. "Perfect storm" perdagangan LN Indonesia. Pasti banyak yang tidak setuju, dan merasa bahwa semuanya baik-baik saja kok. Sebetulnya tidak, kita memasuki fase yang sangat mengkhawatirkan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, mari saya jelaskan mengapa bisa sampai pada kesimpulan ini.

Definisi "Perfect storm"-kebetulan juga sebuah judul film-merupakan suatu ungkapan dimana beberapa kondisi bergabung dan semakin memperparah situasi. Menurut hemat penulis, inilah yang segera (jika memang belum) melanda perdagangan luar negeri Negara kita ini.

Pertama-tama, marilah kita lihat data perdagangan Indonesia (2012) (ekspor)

[caption id="attachment_379646" align="aligncenter" width="300" caption="OEC Economic Complexion Index 2012"][/caption]

Kemudian marilah kita bandingkan dengan impor (2012).

[caption id="attachment_379647" align="aligncenter" width="300" caption="OEC Economic complexion Index 2012"]

14174110351257864667
14174110351257864667
[/caption]

Jelaslah bahwa ekspor Indonesia di dominasi oleh barang mentah, terutama hasil tambang energy (Batubara, minyak mentah dan minyak sawit serta Gas alam) dan karet mentah. Sementara impor kita didominasi oleh hasil olahan (BBM, pesawat ,mobil, onderdil, telepon genggam,computer dll).

Kemudian muncul pertanyaan, lalu kenapa ? bukannya tidak masalah bergantung pada ekspor barang mentah? Sebetulnya, itu sebuah masalah, masalah besar. Contoh sederhana, komponen utama susu kemasan adalah susu murni. Harga susu murni di tingkat petani fluktuatif, kadang 3000 per liter, pernah 5000 per liter, tapi tidak pernah diatas itu. Sekarang coba bandingkan dengan harga susu kemasan, kelihatan jauh kan bedanya? Sebuah fakta sederhana, barang olahan pasti lebih mahal daripada barang mentah. Sedangkan yang terjadi di Indonesia adalah kita menjual barang mentah untuk membeli barang jadi.

Paham mengapa perdagangan kita defisit terus?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun