Desa Senggreng yang berlokasi di Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur merupakan desa terpilih sebagai penempatan kegiatan KSM Tematik dari Kampus Universitas Islam Malang.Â
Desa Senggreng sendiri pada awalnya adalah suatu hutan belantara yang dinamai oleh Ki Malangjoyo dan Ki Kromodikoro dengan sebutan Waringinrejo/Ringinrejo, karena didalam kawasan tersebut terdapat sebuah pohon beringin yang besar dan dikelilingi oleh pohon beringin kecil-kecil.
Dan suatu ketika di daerah tersebut terdapat angin puyuh yang mengakibatkan banyak pohon yang tumbang dan patah. Setelah terjadinya angin puyuh tersebut terjadi hal aneh yang membuat warga sekitar ketakutan dan khawatir karena adanya suara "gembrenggeng" diatas pohon elo.Â
Peristiwa tersebut mencuri banyak perhatian warga karena dimana disaat terjadi angin maka terdengar suara gembrenggeng tersebut. Karena masalah itu mengakibatkan petinggi jogoregoso dan pamongnya menyelidiki asal suara tersebut.
Sampai akhirnya diketahui suara tersebut berasal dari batu yang berbentuk genthong yang berada di pohon elo. Sejak saat itu kawasan tersebut dikenal sebagai wit elo Senggreng dan lama kelamaan disebut sebagai Desa Senggreng.Pada Desa Senggreng tersebut terdapat waduk buatan peninggalan penjajahan Belanda yang masih tersisa di kawasan Malang Selatan.
Waduk tersebut sekarang menjadi salah satu sumber mata pencarian masyarakat Senggreng untuk melangsungkan kehidupan perekonomiannya menjadi petani tambak, di waduk tersebut juga terdapat 2 macam ikan yaitu ikan mujair dan ikan bandeng air tawar. Karena melimpahnya ikan yang ada di waduk tersebut banyak masyarakat yang membuat tambak ikan mujair dan bandeng.
Maka dari itu mahasiswa KSM 77 Unisma Malang berinisiatif untuk membuat abon dari ikan mujair, dimana harapan dari pembuatan abon tersebut bisa membuat masyarakat mengelola ikan tersebut untuk harga yang lebih tinggi lagi serta bisa menjadi icon baru bagi desa serenggeng.Â
Menurut pendapat Kepala Desa Senggreng "Bahwa idenya sangat menarik,kemudian di kembangkan lagi supaya bisa di lanjutkan menjadi UMKM di Desa Senggreng" Tutur kata Rendyta Witrayani, S.E., M.M.
Dalam hal ini yang terlibat adalah pertama, pihak petani tambak untuk mamanfaatkan hasil tambak ikan mujair di Desa Senggreng atau mempermudahkan dalam hal pemasaran ikan selain ke distributor.Kedua adalah Ibu rumah tangga supaya bisa memiliki tambahan keuangan melalui UMKM Abon Mujair, dalam hal ini juga bisa menambah pekerjaan bagi Ibu Rumah Tangga.
Ketiga peran mahasiswa KSM-77 Unisma Malang sangat kompleks karena ide dan tenaga kerja dalam proses pembuatan abon mujair ini berasal dari mahasiswa UNISMA Malang.