Mohon tunggu...
Kiki Sosali
Kiki Sosali Mohon Tunggu... Freelancer - Humanity Enthusiast

Literary, Movies and News Enthusiast. Hidupnya berputar dalam 3 figur-Dostoyevsky, Martin Scorsese, dan Albert Camus. Menganggap komedian adalah politisi terbaik, dan politisi adalah penutur lawak paling ajaib

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Surat dari Penonton ke Temannya: Russian Dollnya Netflix adalah Tontonan Terbaik yang Kamu Belum Pernah Lihat!

2 Mei 2019   07:49 Diperbarui: 2 Mei 2019   07:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster 'Russian Doll'. Sumber:IMDB

Kenapa gua, pecandu film dan series, ngrekomendasikan banget ini serial televisi? 

Karena menurut gua ceritanya sangat relatable buat mereka yang ngerasa sendirian dan pengin ngerasakan koneksi antar-manusia yang bener-bener...you know, profound. Ada yang bilang di jaman Android ini manusia lebih bisa berkomunikasi via hape atau sosmed. Lewat series ini, gua belajar bahwa lo masih bisa ketemu orang baik di jalan, kawan lo masih bisa lo temui tanpa perlu ada intervensi hape. Intinya, masih ada koneksi antar manusia...real connection.

Ah rada OOT nih. Maafkeun. Jadi gini, banyak kritikus yang nganggep cerita ini sebagai alusi (atau metafora? ah bodo amat istilahnya apa) tentang orang yang keluar dari adiksi narkoba. 

Nadia sama Alan yang stuck di time loop itu kayak orang yang lagi sakaw, mereka berdua pengin keluar dari ke-sakaw-an itu (cielah bahasanya) tapi mereka gak tahu caranya. 

Barulah, lama kelamaan mereka sadar solusi keluar dari time loop itu adalah membantu satu sama lain dan menjaga koneksi dengan orang-orang terdekat, entah itu kawan atau terapis yang sudah dianggap kayak ibu sendiri. 

Oh ya, satu lagi, memaafkan kesalahan masa lalu. Nadia dan Alan pada akhirnya sadar, mereka masing-masing buat kesalahan besar (Nadia yang mengabaikan ibunya yang jahat dan Alan yang depresi berat sampe memutuskan bunuh diri). Dan mereka harus menghadapi kesalahan itu dan gak lagi bersembunyi dalam tirai realita. Sounds familiar?

Eits, tapi jangan salah. Intinya ini adalah series komedi, jadi jangan takut lo bakal tenggelam dalam persoalan moral yang serius atay romansa antar-manusia. Nadia dan Alan ini ceritanya lebih ke...soulmate. 

Mereka gak pacaran sampe akhir cerita (they do have sex though), dan gak ada banyak cinta-cintaan juga. Di awal lo malah kemungkinan besar ngakak liat polah Nadia yang sebodo taing dan gak peduli apa yang diomongin orang. Another thing I get out of this amazing story.

Satu lagi sebelum gua ciao di e-mail ini. Alasan kenapa Nadia dan Alan ngulang waktu yang sama dan mati berkali-kali? Jadi ceritanya, mereka datang dari lini waktu (timeline) yang berbeda. Misalnya ada timeline A dan B. Di timeline A, Nadia ketemu Alan yang lagi depresi mau bunuh diri. Tapi doi gak nyelamatkan Alan. Di timeline B, Alan ketemu Nadia. Tapi karena Alan lagi depresi, doi gak bisa nyelamatkan Nadia waktu ketabrak mobil dan mati. Nadia yang gak nyelamatkan Alan dari bunuh diri dan Alan yang gak nyelamatkan Nadia dari ketabrak mobil, entah gimana itu bikin timeline A dan B ketemu, dan menciptakan semacam bug gitu, error di sistem istilahnya. Nah bug itu bentuknya time loop itu, waktu yang ngulang terus. 

Agar mereka keluar dari time loop itu? Nadia harus nyelamatkan Alan biar gak bunuh diri di timeline A, dan Alan mesti menyelamatkan Nadia dari tabrakan mobil di timeline B.

Segini aja dah e-mail gua. Kayaknya udah kepanjangan juga. Akhir kata, kalo gua gak ketemu lo lagi, selamat siang, sore, dan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun