Heroiknya Jokowi Menjadi Penangkal
Tidak dapat dipungkiri, meskipun banyak berita negatif yang melekat dengan presiden Jokowi, kehadiran beliau sebagai pemimpin tertinggi negara ini juga masih melekat di hati banyak orang. Jokowi bahkan tidak hanya sekadar dianggap sebagai presiden tetapi juga sebagai pahlawan. Sejak ia menjabat sebagai walikota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi presiden Indonesia selama dua periode kepemimpinan, berarti hampir dua puluh tahun ia ada perbincangan positif di banyak kalangan. Perlu diakui juga Jokowi menghasilkan banyak hal baik yang dinikmati oleh masyarakat.
Jokowi, sama seperti BTP, kini tidak hanyak sekadar nama dari presiden ketujuh Indonesia tetapi ia sudah menjadi cara pandang dan kekuatan yang mampu menggerakkan hati banyak orang. Terlihat dari banyaknya curahan hati masyarakat di kolom komentar di postingan tentang Jokowi. Rata-rata mereka menulis: "Tidak menyangka ini tahun terkahir Pak Jokowi menjabat sebagai presiden", atau "Kapan lagi Indonesia memiliki presiden seperi Jokowi", bahkan ada yang sedih Jokowi akan pensiun sebagai presiden. Hal ini perlu diakui dapat menjadi penangkal dari berbagai berita miring tentang Jokowi dan Gibran.
Dengan demikian menarik melihat pertarungan kapital budaya dan sosial di arena kontestasi calon presiden dan wakil presiden kali ini. Pengikuti atau penggemar setia presiden Joko Widodo tidak akan mudah berpaling dari sosok Jokowi yang heroik. Posisi BTP dan tayangan dokumenter Dirty Vote tentu akan memengaruhi swing voters tetapi dampaknya mungkin tidak akan sangat besar. Ada faktor lain yang dapat menjadi penentu, di antaranya tren, peran influenser, dan lain-lain. Semua akan terjawab setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil penghitungan suara secara resmi nanti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI