Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ang Pao Awal Tahun dari PLN Jerman (Stadtwerk)

5 Februari 2020   19:01 Diperbarui: 6 Februari 2020   04:38 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem pembayaran listrik per bulannya di Jerman, tergantung dari pemakaian yang selalu dihitung ulang di awal tahun. Bila baru tinggal di sebuah kota (artinya kita tidak memiliki catatan kelistrikan di Stadtwerk (sebuah institusi kelistrikan kota seperti PLN di Indonesia), maka tahun pertama tagihan dihitung berdasarkan rata-rata pemakaian listrik di kota setempat.

Stadtwerk biasanya memiliki catatan konsumsi listrik rata-rata sebuah keluarga dengan kategori berdasarkan berapa jumlah anggota keluarga tinggal di rumah atau apartemen tersebut. Nah, berdasarkan inilah pertama kalinya tagihan listrik per bulan ditagihkan ke konsumen.

Baru tahun berikutnya, tagihan bulanan akan dihitung berdasarkan pemakaian tahunan sebenarnya di tahun sebelumnya. Bila pembayaran kita berlebih, maka di awal tahun berikutnya, uang kelebihannya akan dikembalikan. Tapi, bila kurang tentu yang datang adalah tagihan kekurangan. Dan bila ini terjadi, maka tahun berikutnya tagihan bulanan menjadi naik.

Wow...tentu saja senang sekali kan bila kita tidak perlu membayar kekurangan tagihan tapi malah mendapat kelebihan uang. Seperti mendapat Ang Pao saja, karena kami mendapatkannya bersamaan dengan tahun baru Cina, tidak disangka-sangka pula.

Rata-rata Konsumsi Listrik per Tahun
Hal yang mempengaruhi konsumsi listrik di tiap rumah tangga, selain tentu saja perkakas listrik apa saja yang dimiliki, juga sangat tergantung berapa jumlah anggota keluarga, bentuk tempat tinggal berupa rumah atau apartemen. Kalau di Jerman juga tergantung dari pemanas air mandi (di Indonesia mungkin rata-rata orang merebus air untuk mandi dan penggunaan pendingin ruangan), bila pemanas air menggunakan listrik juga maka semakin tinggi konsumsi listriknya. Pemanas ruangan di Jerman jarang yang menggunakan listrik, lebih banyak dengan minyak, gas, sekarang yang sedang terkenal dengan geotermal.

Sumber: www.elektrofachmarkt-online.de
Sumber: www.elektrofachmarkt-online.de
Di Jerman, karena setiap rumah tangga kurang lebih memiliki perkakas listrik yang sama, yang sangat mempengaruhi konsumsi listrik rata-rata adalah jumlah anggota keluarga, rumah atau apartemen dan dengan tambahan pemanas air listrik atau tidak.  

Rata-rata konsumsi litrik per tahun di tahun 2019 untuk apartemen atau rumah tanpa pemanas listrik (tapi menggunakan pemanas dengan bahan bakar lain), bisa dilihat sebagai berikut:

  1. Apartemen / rumah berisi 1 orang: 1500 kWh / 2300 kWh
  2. Apartemen / rumah berisi 2 orang: 2100 kWh / 3000 kWh
  3. Apartemen / rumah berisi 3 orang: 2600 kWh / 3600 kWh
  4. Apartemen / rumah berisi 4 orang: 3000 kWh / 4000 kWh
  5. Dst

Pengkategorian seperti ini tidak ada di Indonesia, yang ada adalah konsumsi listrik per kapita. Dari sumber ini, bisa kita lihat di tahun 2019 konsumsi rata-rata per kapita di Indonesia 1084 kWh /orang.  Sedangkan di Jerman, konsumsi listrik rata-rata per kapitanya di rumah tangga 1400 kWh /orang. Informasi bisa dilihat di sini. 

Kebutuhan listrik Indonesia diperkirakan akan meningkat 7%, tahun 2027 diperkirakan kebutuhan listrik mencapai 430 TWh (sebagai perbandingan Jerman tahun 2019 memproduksi listrik sebesar 518 TWh).

Konsumsi listrik kami di Jerman tahun 2019 sebesar 2056 kWh, hampir sama dengan rata-rata konsumsi listrik untuk apartemen berisi 2 orang di Jerman. Walaupun kami keluarga dengan 2 anak, 2 bulan terakhir di tahun 2019 kami hanya tinggal berdua saja di tempat kami tinggal. 

Putri kami sudah selesai kuliah dan sejak bulan November tahun lalu bekerja serta tinggal di kota lain, lalu putra kami juga sejak tahun 2018 sedang kuliah di kota lain. Tapi walaupun begitu mereka sering pulang ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun