Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fakta Menyakitkan dari Ponsel

25 September 2017   00:50 Diperbarui: 25 September 2017   06:02 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini Jerman sedang berpesta demokrasi. Pemilihan Umum sedang berlangsung. Kandidat utama dari Partai CDU (Persatuan Kristen Demokrat), Angela Merkel dan SPD (Partai Sosial Demokrat), Martin Schulz bersanding untuk saling bersaing dalam memainkan karisma dan jurus politiknya masing-masing. Sosial media tentu saja tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. 

Zaman ponsel pintar dan jaringan internet saat ini, komunikasi daring menjadi sangat penting dan menjadi andalan semua orang. Sambil menunggu hasil pemilu ini, bagaimana kalau kita tengok dunia perponselan dan sampah ponsel tua di Jerman.  

Fakta Ponsel

Sekarang ini, memang bukan hanya ketinggalan dompet dan kunci yang membuat panik. Lupa membawa ponsel pun bisa membuat gelisah. Catatan penting, janji-janji dan telpon kontak semua ada di dalam ponsel. Tidak membawa kunci rumah, malah tidak terlalu semengkhawatirkan bila ketinggalan telpon sekarang ini. Apalagi, boks telpon umum kan sudah semakin sulit ditemukan. Setidaknya, dengan ponsel di tangan, teman atau pasangan bisa ditelpon untuk minta bantuan.

Perusahan besar seperti Apple dan Samsung, hampir setiap tahun meluncurkan model terbaru, dengan godaan fitur baru dan lebih menarik. Sehingga tidak heran bila ternyata rata-rata sebuah ponsel di Jerman hanya digunakan 18 bulan saja. 

Silakan Anda lihat laci lemari Anda, berapa ponsel dan ponsel pintar tua teronggok tak terpakai di sana. Kami memiliki 4 ponsel tua tak terpakai di laci padahal kami tidak membeli ponsel baru setiap 2 tahun sekali. Bisa dibayangkan, bila keluarga besar dengan anak lebih dari 2 dan setiap 2 tahun sekali ganti ponsel pintar terbaru. Wah ... sampah ponselnya tentu untuk satu keluarga itu saja bisa menjadi banyak, ya.

Mari kita lihat data dan kenyataan menarik tentang ponsel di Jerman, ini diantaranya:

- tahun 2016 menurut penelitian GfK (Sebuah Instuitusi Jerman yang menspesialisasikan diri untuk meneliti geliat pasar) terjual 1,4 miliar ponsel di seluruh dunia (jumlah penduduk dunia tahun 2016 7,5 miliar jiwa). Berapa ponsel pintar dibeli rata-rata per tahun di Jerman, yang penduduknya hanya 80 juta jiwa? Ternyata lebih dari 20 juta ponsel per tahun, tahun 2016 saja berjumlah 24 juta ponsel pintar terjual di Jerman, bisa diklik di sini. 

- Lalu, kemana larinya ponsel lama?? Kenyataan lain yang bagi saya, sama mengagetkannya seperti pendeknya waktu pakai sebuah ponsel pintar rata-rata di Jerman adalah jumlah ponsel teronggok tak terpakai dalam laci rumahtangga Jerman, ternyata sampai mencapai lebih dari 100 juta ponsel !!!!

Ponsel Tua dan Daur Ulang

Mengingat kenyataan bahwa ponsel tak terpakai itu bukan saja pada kenyataannya masih berfungsi tapi juga sebuah fakta bahwa di dalam sebuah ponsel itu terkandung material seperti emas, perak, Cobalt, tembaga, yang tidak saja merupakan bahan mentah yang makin sulit didapat tapi juga semakin mahal. Dari 100 juta ponsel teronggok di laci-laci rumah tangga Jerman, kandungan emas yang ada kurang lebih sebanyak 2 ton. Silakan kalikan dengan nilai emas sekarang (555 ribu rupiah per gram) menjadikan 1,1 Triliun rupiah, dari emas saja.

Menurut ini, nilai keseluruhan material mampu didaurulang dalam ponsel tak terpakai di Jerman bahkan mencapai nilai lebih dari 65 juta Euro (atau sekitar 975 Triliun rupiah). Oh ... luarbiasa ya bila saja ponsel-ponsel tua itu semua masuk ke Tempat Daurulang. Alam tidak terus dieksploitasi demi kenyamanan kita manusia dan tidak dibebani oleh sampah elektronik, yang tentu juga berbahaya. 

Dan itu baru data di Jerman lho ... bagaimana di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang hampir 4 kali lebih banyak dari Jerman. Menurut ini, Indonesia tahun 2016 mengimpor 90 juta unit ponsel dan menjual 35 juta unit ponsel pintar, dan tiap tahun dibutuhkan dibutuhkan suplai minimal 60 juta unit ponsel. Berapa ponsel tak terpakai tersimpan di lemari ?? Entahlah, tapi sungguh sayangkan bila ternyata banyak material bisa digunakan kembali tanpa eksplorasi baru bahan mentah.

Usaha Ramah Lingkungan

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi beban lingkungan atas kenyataan betapa genitnya kita selalu mengejar state of the art sebuah ponsel, diantaranya: 

- gunakanlah ponsel selama mungkin.

- bila ada sebuah institusi yang menampung ponsel tua, sumbangkanlah atau juallah, siapa tahu ponsel kita masih bisa dimanfaatkan oleh orang lain

- atau seperti di Jerman, sekarang ada sekitar 1000 Pengumpul ponsel tua, yang disebut Mobile-Box. Mobile-Box ini pertama kali dibentuk tahun 2012 di Köln. Tahun 2016 di Jerman melalui Mobile-Box ini ada 40 ribu ponsel berhasil didaurulang. Masih merupakan angka yang belum bisa dibanggakan, bila mengingat lebih dari 100 juta ponsel bisa didaurulang. Begitulah, jadi gak perlu malu bila ponsel kita bukan ponsel tercanggih, karena kita sudah melakukan langkah ramah lingkungan, ya. (ACJP)

(Hasil hitung cepat pemilu Jerman, CDU/CSU mendulang suara tertinggi, tapi dibandingkan pemilu sebelumnya turun. Hei ... Lindner, wajah muda di partai liberal, berhasil membawa partainya kembali masuk ke DPR Jerman)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun