Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Hari Hemat Sampah a la Jerman

11 Juli 2017   22:37 Diperbarui: 13 Juli 2017   00:53 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prosedur Gerakan Hari Hemat Sampah dan Anemo Masyarakat

Prosedurnya cukup mudah, di hari yang sudah ditentukan, jam 10-12 adalah waktu untuk pemberian barang dan jam 12 - 14 adalah waktu untuk pemilihan / pengambilan barang. Pemberian dan pengambilan barang ini gratis dan tidak dipungut biaya. Bila kita tidak memiliki barang yang diberikan pun, kita boleh mengambil barang yang disukai di jam 12 - 14 itu dengan gratis. 

Lalu baru barang-barang yang tersisa dan tidak diminati barulah masuk ke Tempat Pembuangan Sampah sesuai jenisnya. 2 tahun pertama penerimaan dan pengambilan barang ini dilakukan di salah satu kantor kotamadya, tapi karena animo masyarakat tinggi, kantor Kotamadya tidak lagi bisa menampung untuk itu sejak 3 tahun terakhir, kota melakukannya di gedung olahraga. Itu juga yang saya perhatikan, tua muda bapak-bapak ibu-ibu semua datang membawa barang-barang tak terpakai mereka untuk diberikan. Dan ada yang datang lagi untuk melihat-lihat ada yang tidak. Yang datang melihat-lihat pun bukan hanya orang asing atau yang tidak ber-uang, tapi dari beragam lapisan.

Pegawai kota jam 8 pagi terlihat sudah mulai membereskan gedung olahraga, menjelang jam 9 pagi meja-meja untuk menaruh barang-barang sesuai kategori sudah dibereskan. 2 pintu pun dibuka untuk menerima barang. Jam 9 lewat sudah ada penduduk yang mulai berdatangan, karena tidak sedikit yang mengira pemberian barang dimulai jam 9 pagi. Sampai jam 12 siang, saya lihat banyak sekali barang sudah diberikan. Lalu mulai jam 12 pintu dari sisi lain pun dibuka. Pengunjung yang datang, saya lihat banyak yang membawa tas besar.

Dalam gedung olahraga, semua sibuk memilih barang yang diberikan orang lain (dokumentasi pribadi)
Dalam gedung olahraga, semua sibuk memilih barang yang diberikan orang lain (dokumentasi pribadi)
Saya pun turut masuk dan melihat-lihat barang-barang apa saja yang diberikan. Banyaknya yang diberikan adalah mainan anak, buku-buku, CD, alat rumah tangga, pot dan tanaman, meja, lampu, alat-alat elektronik dll. Kondisi barang pun masih lumayan baik. Saya mengambil piring kecil keramik 2 buah, putri dan suami saya memilih buku-buku. Lalu kami lihat, barang-barang yang kami sumbangkan, ternyata juga laris manis. Alhamdulillah ada yang dapat menggunakannya lagi.

Gerakan seperti ini menurut saya baik juga ya bila bisa difasilitasi oleh kota-kota besar di Indonesia. Yang dibutuhkan hanya gedung atau lapangan luas, meja-meja, orang-orang yang mau bekerja. Tujuannya, mengurangi sampah dan membuat semua orang senang. Ya kan... (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun