Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

BREXIT: Akankah Inggris Raya Tetap Menjadi Bagian dari Uni Eropa?

23 Juni 2016   15:52 Diperbarui: 29 Juni 2016   14:01 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, 23 Juni 2016, bagi penduduk Inggris Raya merupakan hari penting, karena merupakan hari referendum BREXIT (Britain Exit) untuk menetapkan apakah mereka akan terus menjadi bagian dari Uni Eropa atau keluar dari Uni Eropa, remain or leave?? 

Sebuah pertanyaan yang kemudian membelah Inggris Raya menjadi dua kubu, kubu David Cameron, sang Perdana Mentri versus kubu Boris Johnson, mantan walikota London. 

Isu BREXIT ini kembali menguak setelah Perdana Menteri David Cameron tahun 2015, berjanji akan mengadakan referendum BREXIT bila dia terpilih kembali dalam pemilu. 

Referendum terakhir diselenggarakan tahun 1975, karena ketidakpuasan sebagian masyarakat akan kontrol Uni Eropa dan isu imigran terutama dari Eropa Timur, keinginan diulangnya Referendum BREXIT semakin menguat.

Kampanye remain or leave dari kedua kubu ini demikian gencar sehingga memakan korban pembunuhan terhadap Jo Cox, seorang anggota Parlemen yang pro remain alias no-BREXIT. 

Pembunuhan dilakukan oleh seorang ekstrim kanan, yang konon anggota Neo-Nazi USA. Gelombang imigran saat ini memang demikian kuat sehingga memicu reaksi yang tidak kalah kuat dari para ekstrim kanan, yang selama ini diam mengomel dalam hati saja.

Bagi Uni Eropa dampak Inggris Raya keluar salah satunya kehilangan salah satu penyumbang dana terbesar Uni Eropa, namun bila dipikir lagi kurang istimewa bagaimana hak Inggris Raya selama ini dalam Uni Eropa, seperti tetap menggunakan mata uang Poundsterling bukan Euro dan menolak Schengen. 

Jerman pun akan mendapatkan dampak yang besar terutama di bidang Otomotif. Banyak perusahaan Jerman yang bermarkas di Inggris, BMW bahkan memiliki empat pabrik di Inggris. 

Di lain pihak, perusahaan-perusahaan di Inggris Raya pun akan lebih sulit melakukan perdagangan dengan Eropa atau bahkan kehilangan lapangan kerja karena tutupnya perusahaan-perusahaan Eropa di Inggris Raya.

Bila saja Inggris Raya ini akhirnya memutuskan BREXIT, akankah diikuti oleh negara-negara lain di Eropa?? Kondisi terakhir yang pasti di Jerman misalnya menguatnya partai-partai yang cenderung kanan dan tidak terima orang asing. Akankah wajah Eropa berubah di masa yang akan datang ?? 

Mungkin kita tunggu  saja hasil referendum hari ini. Yang pasti, bila akhirnya toh BREXIT, mungkin tidak akan ada lagi tim sepakbola Inggris Raya di Pertandingan Eropa yad. 

Sekarang saja padahal tim Inggris Raya sudah mendapatkan hak istimewa, meluncurkan empat timnya sekaligus, Wales, England, Irlandia Utara dan Scotland , coba masih kurang istimewa bagaimana lagi perlakuan Eropa terhadap Inggris Raya??? (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun