Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tempat Parkir Sepeda Terbesar di Dunia Akan Ada di Utrecht

7 Juni 2016   22:42 Diperbarui: 8 Juni 2016   13:51 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sepedaaaaaa sejauh mata memandang (dok pribadi)

Pembangunan parkir sepeda terbesar di dunia ini masih berlangsung di dekat stasion kereta pusatnya Utrecht, diperkirakan baru selesai tahun 2018. Tempat parkir sepeda ini konon akan mampu menampung 12.500 sepeda karena setiap harinya, di sekitar stasiun kereta ini terparkir 20.000-an sepeda. Kepadatan sepeda ini memang luar biasa. Bila di Pondok Indah parkir mobil dibuat dua tingkat, maka di Utrecht parkir sepeda yang sekarang ada dua tingkat, seperti terlihat di foto bawah ini. Nah... yang sedang dibangun ini malah dua tingkat tapi dalam 3 lantai gedung, bisa dibayangkan kan besarnya.

Parkir tingkat untuk sepeda di Utrecht (dok pribadi)
Parkir tingkat untuk sepeda di Utrecht (dok pribadi)
Bersepeda di Utrecht memang menyenangkan, tapi juga harus hati-hati karena para pesepeda lokal, apalagi kalau pagi-pagi, ngebut-ngebut. Rata-rata penduduk Utrecht mengendarai sepeda ontel Belanda dengan roda besar dan setang sepeda tinggi. Sepeda ontel Belanda ini kelihatannya saja tidak modern, berbeda dari Mountain bike atau sepeda-sepeda di Jerman tapi ternyata sangat nyaman dikendarai dan mahal pula harganya.  

sepedaaaaaa sejauh mata memandang (dok pribadi)
sepedaaaaaa sejauh mata memandang (dok pribadi)
Menuju Utrecht memang tidak dianjurkan bermobil ria. Bukan hanya karena tiket parkir mobil per jamnya yang mahal 14 Euro (sekitar 21 ribu rupiah), tapi juga hanya 40% jalan mobilnya. Jadi, jalan-jalan sepeda sangat mendominasi di Kota Utrecht. 60% jalan di Utrecht diperuntukkan bagi pesepeda. Jadi, tidak heran bila jalan sepeda tidak putus-putus dan mulus beraspal. Ada jalur sepeda yang kami lalui malah bagian dari jalur sepeda antarkota dari Enschede ke Den Haag (LF 4: Midden-Nederlandroute 300 km Den Haag - Woerden - Utrecht - Arnhem - Brummen - Enschede). 

rombongan anak-anak sekolah bersepeda dengan sekolah (dok pribadi)
rombongan anak-anak sekolah bersepeda dengan sekolah (dok pribadi)
Karena kami menginap di Bunnik, sekitar 7 km dari Utrecht pusat kotanya, setiap kali ke Utrecht kami bersepeda melalui hutan Rhijnauwen. Nah..., setiap hari pula selalu ada rombongan anak-anak sekolah yang bersepeda rame-rame dengan guru-gurunya. Demikian juga kalau pagi, antar-jemput anak ke taman kanak-kanak dilakukan dengan sepeda. Banyak sekali ditemui sepeda yang dimodifikasi dan ditambah dengan peti kayu penampung terbuka untuk sampai 4 anak di bagian depan sepeda. Anak-anak pun di dalam peti kayu terbuka itu tampak nyaman dan tenang. Saya yang melihat sedikit ngeri, khawatir kalau si ibu ngerem sepedaya mendadak anak-anak berumur 3-6 tahun ini terlempar ke depan karena anak-anak ini terlihat tidak menggunakan sabuk pengaman.

4 anak balita muat dalam peti sepeda ini (dok pribadi)
4 anak balita muat dalam peti sepeda ini (dok pribadi)
Utrecht adalah ibu kota provinsi terkecil Belanda. Penduduknya sekitar 340.000 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 3.400 orang per km2.... cukup padat kan. Bila melihat kepadatan tempat parkir sepedanya, wah apalagi. Tapi untunglah, Utrecht memiliki tata kota yang compact, jalan-jalannya mulus dan didominasi jalan sepeda, membuat penduduknya tidak tertarik bermobil. Bisa dibayangkan kan bila sejumlah sepeda di Utrecht menjadi mobil... waw... sepeda yang hanya mengambil jalan berupa garis setebal ban sepeda, menjadi melebar dan memanjang berkali-kali lipat. Gawat... bisa menjadi Jakarta nantinya, macet di mana-mana. (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun