Anti-reklamasi atau Penanggulangan sedimentasi di Alpenrhein (dok pribadi)
Reklamasi pantai alias peng-urug-an alias definisi kerennya "perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk pengembangan kawasan baru" di Jakarta, sedang marak dibicarakan. Masalah lingkungan, tata ruang lalu dibumbui politik ini semakin hari semakin memusingkan. Tarik ulur obyektif, subyektif, emosional mengaburkan masalah secara sachlich.
Nah ... karena kami hari Sabtu lalu baru melihat langsung proses Anti-reklamasi atau penanggulangan pembentukan delta di mulut sungai Rhein, maka lebih seru menuliskan hasil pandang mata Anti-Reklamasi ini saja. Â
Sungai Rhein, Dulu dan Sekarang
Sungai Rhein atau Rijn (bahasa Belanda) atau Rhin (bahasa Perancis) ini adalah sungai yang dari hulu sampai hilirnya melalui 4 negara, dimulai di Swiss, Jerman, Perancis dan kemudian bermuara ke laut di Rotterdam, Belanda. Dari keseluruhan panjangnya sungai Rhein 1238,8 km, yang melalui Jerman sepanjang 865 km, sehingga membuat Rhein menjadi sungai terpanjang di Jerman.
Sejak zaman Romawi, sungai Rhein (orang Romawi menyebutnya Rhenus) sudah sangat sibuk dan menjadi nadi transportasi sungai. Bila tertarik sejarah, maka sisa-sisa peninggalan Romawi di sekitar sungai Rhein di Jerman ini banyak ditemukan terutama di negara bagian NRW atau North-Rhein-Westphalia. Rhein sejak dulu menjadi sumber mata air, sungai tersibuk, tempat rekreasi dan menjadi batas daerah kekuasaan (dulu batas antara daerah kekuasaan Germania dan Romawi). Â
Sekarang, Rhein masih juga menjadi sumber air minum, bahkan untuk lebih dari 22 juta manusia, sungai tersibuk yang dilalui alat transportasi berat, menjadi pembangkit listrik, menjadi sumber air pendingin untuk pembangkit-pembangkit yang dilalui dan tentu saja juga tempat rekreasi yang disukai.
Sejak tahun 1960, pengotoran sungai di Rhein semakin berkurang. Sekarang, indikator sehat air minum seperti COD (kandungan oksigen kimia), BOD (kebutuhan oksigen alami), Phosphat, Nitrat, PFTÂ (perfluorierte Tenside) dll, hasilnya baik.Â
Hanya saja hasil dari penelitian seorang Prof Kimia Andreas Fath dari Furtwangen (2014), kandungan makro-plastik dan obat-obatan yang sulit didegradasi di beberapa kota yang dilalui Rhein cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi PR bagi para institusi perlindungan badan air Jerman untuk menjamin air minum berkualitas.
Rhein pun bagi kami sekeluarga, selalu menjadi daya tarik wisata, terutama di negara bagian NRW karena pesisir Rhein penuh sisa-sisa peninggalan sejarah dan indah. Rhein dapat pula sangat misteris dan romantis, legenda seperti Loreley, gadis cantik yang duduk di salah satu karang di pesisir Rhein, membuat nakhoda kapal meleng dan mengkaramkan kapalnya, selalu menjadi cerita menarik dari mulut ke mulut.
Anti-Reklamasi atau Sedimentasi Sungai
Anti-reklamasi ini istilah bahasa Jermannya Verlandung, awalan Ver- dalam bahasa Jerman memiliki konotasi tidak diinginkan, seperti verschlafen (=ketiduran), verlaufen (=nyasar) jadi Verlandung arti bebasnya adalah pembentukan pulau atau pendaratan yang tidak diinginkan. Kenapa tidak diinginkan ??Â
Asal dari sungai Rhein ini adalah pegunungan Alpen. Setiap harinya, aliran sungai Rhein dari pegunungan Alpen membawa serta kurang lebih 8200 m3 atau per tahun kurang lebih 3 juta m3 sedimentasi berupa pasir dan kerikil. Dampaknya adalah pendangkalan dan pendaratan lalu pembuatan pulau baru.Â
Paling rentan adalah Danau Konstanz, yang 2/3 sumber airnya dari aliran sungai Rhein. Konon pada awal pembentukannya luas danau Konstanz ini 2 kali lipat dari luasnya sekarang. Danau Konstanz ini adalah danau terbesar di Jerman dengan luas sekitar 540 km2. Danau Konstanz ini merupakan titik temu 3 negara, Jerman, Austria dan Swiss di Selatan Jerman. Kepemilikannya pun diatur oleh 3 negara ini.Â
Nah ... sejak tahun 1900 Austria dan Swiss bahu membahu melakukan anti-reklamasi atau Verlandung di mulut sungai Rhein di kota Hard dan Fussach, Austria. Bila hal ini tidak dilakukan maka ada pergeseran letak geografis di Austria.Â
Sejak tahun 1970-an aliran sungai Rhein di kota Hard dan Fussach ini dari sumbernya kemudian diarahkan ke tengah danau yang lebih dalam dengan membangun dam di pinggir kiri dan kanannya hingga masuk ke dalam danau dan melakukan pengerukan di sepanjang jalan masuknya, untuk menghindari pendangkalan dan banjir di sekitar sungai.
Untuk menjaga biota dan satwa alami yang hidup di sekitar mulut danau ini, dibangun pula biota-biota untuk membantu keberlangsungan satwa dan tanaman. Usaha ini sampai hari ini memang berhasil menghentikan sementara reklamasi alami oleh Sungai Rhein.Â
Namun, walaupun begitu usaha untuk menghentikan reklamasi alami sungai Rhein ini menurut para pakar tidak kekal, karena tingginya kerikil yang dibawa dari pegunungan Alpen bersama dengan sungai Rhein, bahkan tidak menutup kemungkinan danau terbesar Jerman ini suatu hari dalam raturan ribu tahun yang akan datang akan menjadi daratan.Â
Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh siapa pun, bagaimana pun sungai Rhein dan danau Konstanz adalah salah satu sumber air minum Jerman. (ACJP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H