Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jakarta Repot Reklamasi, di Rhein Pusing Anti-Reklamasi

2 Mei 2016   18:36 Diperbarui: 3 Mei 2016   09:02 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anti-reklamasi atau Penanggulangan sedimentasi di Alpenrhein (dok pribadi)

Reklamasi pantai alias peng-urug-an alias definisi kerennya "perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk pengembangan kawasan baru" di Jakarta, sedang marak dibicarakan. Masalah lingkungan, tata ruang lalu dibumbui politik ini semakin hari semakin memusingkan. Tarik ulur obyektif, subyektif, emosional mengaburkan masalah secara sachlich.

Nah ... karena kami hari Sabtu lalu baru melihat langsung proses Anti-reklamasi atau penanggulangan pembentukan delta di mulut sungai Rhein, maka lebih seru menuliskan hasil pandang mata Anti-Reklamasi ini saja.  

Sungai Rhein, Dulu dan Sekarang

Sungai Rhein atau Rijn (bahasa Belanda) atau Rhin (bahasa Perancis) ini adalah sungai yang dari hulu sampai hilirnya melalui 4 negara, dimulai di Swiss, Jerman, Perancis dan kemudian bermuara ke laut di Rotterdam, Belanda. Dari keseluruhan panjangnya sungai Rhein 1238,8 km, yang melalui Jerman sepanjang 865 km, sehingga membuat Rhein menjadi sungai terpanjang di Jerman.

Sejak zaman Romawi, sungai Rhein (orang Romawi menyebutnya Rhenus) sudah sangat sibuk dan menjadi nadi transportasi sungai. Bila tertarik sejarah, maka sisa-sisa peninggalan Romawi di sekitar sungai Rhein di Jerman ini banyak ditemukan terutama di negara bagian NRW atau North-Rhein-Westphalia. Rhein sejak dulu menjadi sumber mata air, sungai tersibuk, tempat rekreasi dan menjadi batas daerah kekuasaan (dulu batas antara daerah kekuasaan Germania dan Romawi).  

Sekarang, Rhein masih juga menjadi sumber air minum, bahkan untuk lebih dari 22 juta manusia, sungai tersibuk yang dilalui alat transportasi berat, menjadi pembangkit listrik, menjadi sumber air pendingin untuk pembangkit-pembangkit yang dilalui dan tentu saja juga tempat rekreasi yang disukai.

49-57273679927a61710881f0b4.jpg
49-57273679927a61710881f0b4.jpg
Sungai Rhein di bawah Kennedy Brücke di Bonn (dok pribadi)

Sejak tahun 1960, pengotoran sungai di Rhein semakin berkurang. Sekarang, indikator sehat air minum seperti COD (kandungan oksigen kimia), BOD (kebutuhan oksigen alami), Phosphat, Nitrat, PFT (perfluorierte Tenside) dll, hasilnya baik. 

Hanya saja hasil dari penelitian seorang Prof Kimia Andreas Fath dari Furtwangen (2014), kandungan makro-plastik dan obat-obatan yang sulit didegradasi di beberapa kota yang dilalui Rhein cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi PR bagi para institusi perlindungan badan air Jerman untuk menjamin air minum berkualitas.

Rhein pun bagi kami sekeluarga, selalu menjadi daya tarik wisata, terutama di negara bagian NRW karena pesisir Rhein penuh sisa-sisa peninggalan sejarah dan indah. Rhein dapat pula sangat misteris dan romantis, legenda seperti Loreley, gadis cantik yang duduk di salah satu karang di pesisir Rhein, membuat nakhoda kapal meleng dan mengkaramkan kapalnya, selalu menjadi cerita menarik dari mulut ke mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun