[caption caption="dok http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Hasil%20Kajian/ESDM%20SDE.pdf"]
Dengan lambatnya antisipasi kemacetan kota, infrastruktur transportasi kota yang buruk, tidak terkendalinya urbanisasi dan pertambahan jumlah penduduk maka tuntutan kenaikan produksi minyak bumi Indonesia sukar dikendalikan.
Sektor transportasi terutama dengan kemacetan di banyak kota besar Indonesia memicu pemborosan BBM juga polusi udara. Bila saja CSR Pertamina lebih diarahkan pada pembenahan tata kota, pengendalian urbanisasi maka konsumsi minyak bumi bisa dialihkan untuk sektor-sektor produktif, karena sekarang ini konsumsi energi primer Indonesia didominasi oleh sektor rumah tangga.
3- Meningkatkan Potensi Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Menjamin Pasokan dan distribusi ke seluruh pelosok Indonesia
Tantangan 1 dan 3 ini mirip-mirip, tapi langkah yang diambil berbeda karena di tantangan 3 ini lebih menekankan pada pembangunan infrastruktur pengolahan sumber energi baru dan terbarukan.
Lebih dari 40% potensi panas bumi dunia ada di Indonesia namun hanya kurang dari 4% saja dari keseluruhan potensi 27 GW yang baru dieksploitasi [4]. PT Pertamina (Persero) memang telah menggenjot pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik panas bumi menjadi 1.026 megawatt (MW) hingga 2019, dengan investasi sekitar US$2,5 miliar, untuk mendorong pemanfaatan panas bumi nasional, yang saat ini masih berada di kisaran 5 persen dari total sumber daya yang dimiliki [5].
Namun, bagaimana dengan sumber energi baru dan terbarukan lainnya, misalnya : air, biomassa, matahari dan angin?? Potensinya seperti tercantum dalam tabel berikut cukup berpotensi.
[caption caption="dok BPPT - Outlook Energi Indonesia 2014 hal 31 "]
3 PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) on grid sudah terbangun dan baru saja diresmikan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Karangasem 1 MWp On-Grid, PLTS Bangli 1 MWp On-Grid dan minggu lalu 5 MW peak diresmikan di Kupang. Dalam waktu dekat juga beberapa PLTS akan difungsikan.
Tantangan sulit ini mungkin terwujud dengan sinergi baik semua institusi terkait. Memang bukan jalan mudah tapi bisa mungkin bila semua pihak memiliki kesepahaman yang sama.
Mengupas Wewenang Pertamina mewujudkan Indonesia Mendunia
Seperti sudah tertuang di awal tulisan ini 'Indonesia Mendunia' sudah dimulai Pertamina, tahun ini 2015 Pertamina berada di peringkat ke-130 perusahaan dunia dan sudah melakukan akusisi blok minyak yang sudah berproduksi di luar negeri yaitu di Aljazair dan Iraq. Namun bila membandingkan dengan kontribusinya secara nasional belum mencapai 40%. Jadi terlihat kontradiktif sebagai National Oil Company (NOC) atau BUMN belum berkuasa di negeri sendiri sedangkan sebagai pembanding kontribusi Petronas, yang juga NOCnya Malaysia di negaranya mencapai 50% [7].