Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mesjid Pertama Dibangun di Jerman Simbol Toleransi

7 April 2015   00:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:27 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_407907" align="aligncenter" width="509" caption="Mesjid di taman Istana Schwetzingen (dok pribadi)"][/caption]

Tahun 1776 mesjid ini dibangun, terhitung sebagai mesjid pertama dibangun di Jerman, adanya di taman Istana Schwetzingen, Jerman. Sayangnya, walaupun disebut dalam sejarah sebagai mesjid pertama dibangun di Jerman, namun mesjid ini tidak pernah difungsikan sebagai mesjid. Konon, tujuan pembangunannya, yang diprakarsai oleh Kurfürst Karl Theodor ini sebagai simbol kerukunan beragama.

Menurut sejarah Jerman, hubungan baik Jerman dengan muslim sebetulnya bukan saat mesjid ini dibangun saja tapi sudah dimulai sejak tahun 800-an, sudah ada hubungan diplomatis antara Karl der Größe, Raja Abad Pertengahan yang menguasai hampir seluas Eropa dengan Kalifah Harun Al Rasyid. Kebebasan beragama sudah dicetuskan oleh kedua penguasa besar pada zaman itu, bahwa di bawah daerah kekuasaannya masing-masing pemeluk agama Islam maupun Kristen terjamin kebebasan beragamanya.

Setelah Turki menguasai Konstantinopel atau Istanbul tahun 1453, ketakutan akan Islam kembali menguat di Eropa, baru sekitar tahun 1700-an toleransi beragama mulai didengungkan kembali di banyak tempat Eropa, untuk itu pula mungkin Karl Theodor mendirikan mesjid pertama di Jerman di Istana Musim Panasnya di Schwetzingen sebagai simbol toleransi beragama.

Mesjid pertama yang memang difungsikan sebagai mesjid, baru dibangun di Berlin tahun 1915, sebuah mesjid dari kayu yang karena sudah tua tahun 1925 dirobohkan. Tahun 1924 mesjid lain di Berlin dibangun oleh komunitas Ahmadiyah dan sampai sekarang masih berdiri. Setelah itu sampai saat ini sih sudah banyak sekali didirikan mesjid-mesjid di Jerman, oleh Komunitas Turki, Iran, Arab. Di kota saya tinggal saja ada 3 mesjid, yang saya tahu, ketiganya memang dikelola oleh Komunitas Muslim Turki aliran berbeda. Yang teranyar dan termegah adalah pembangunan mesjid di Köln.

[caption id="attachment_407926" align="aligncenter" width="283" caption="dok pribadi"]

1428244704870480590
1428244704870480590
[/caption]

[caption id="attachment_407911" align="aligncenter" width="509" caption="Pojokan halaman mesjid di taman Istana Schwetzingen (dok pribadi)"]

14282433721773175800
14282433721773175800
[/caption]

[caption id="attachment_407927" align="aligncenter" width="232" caption="dok pribadi"]

1428244765597040865
1428244765597040865
[/caption]

Mesjid di taman Istana Schwetzingen ini cukup luas. Ornamen bangunannya sendiri tidak murni ornamen Islam demikian juga tulisan-tulisan Arab yang terpajang, bukan berasal dari Al Quran tapi nasihat-nasihat bijak berasal dari Orien. Bila kita memasuki halaman dalamnya, terhampar rumput dalam bentuk segiempat yang tertutup oleh lorong beratap.

[caption id="attachment_407924" align="aligncenter" width="262" caption="Lorong-lorongnya yang indah (dok pribadi)"]

1428244546233239952
1428244546233239952
[/caption]

Bangunan utama tepat berada di tengah luar, tidak terlalu besar tapi indah. Di atap kubahnya terlihat lambang bulan sabit. Dinding-dindingnya dihiasi ornamen cantik dan kata-kata bijak. Tidak ada mihrab untuk imam atau karpet sajadah menutupi lantainya, terasa disayangkan sih ... tapi juga sekaligus terhibur melihat karyanya, karena karya yang ada di depan mata saya ini demikian cantik dan dibuat dengan sepenuh hati.

Saya sangat berharap toleransi beragama ini tidak hanya berhenti di bangunan indah dan bersejarah saja, tapi kembali menular dalam diri kita semua. Semoga. (ACJP)

[caption id="attachment_407915" align="aligncenter" width="509" caption="ornamen di kubahnya (dok pribadi)"]

14282437251837034427
14282437251837034427
[/caption]

[caption id="attachment_407916" align="aligncenter" width="283" caption="ornamen di dindingnya (dok pribadi)"]

1428243972381063153
1428243972381063153
[/caption]

[caption id="attachment_407917" align="aligncenter" width="509" caption="ornamen indah di atap (dok pribadi)"]

14282440771581502256
14282440771581502256
[/caption]

[caption id="attachment_407922" align="aligncenter" width="509" caption="Salah satu nasihat bijak di dindingnya. artinya : Kekayaan dan dunia akan berlalu tapi kebaikan akan terus hidup abadi (dok pribadi)"]

14282444981840682017
14282444981840682017
[/caption]

[caption id="attachment_407925" align="aligncenter" width="509" caption="Mesjid dijepret dari taman (dok pribadi)"]

1428244608899037051
1428244608899037051
[/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun