[caption id="attachment_245623" align="aligncenter" width="646" caption="dari trailer Seite de"][/caption]
Hasil academy awards ke-85 telah selesai digelar pada tanggal 24 Februari 2013 di Dolby Theater Los Angeles semalam. Hasil Oscar kali ini tidak memberikan banyak kejutan. Kekecewaan dialami paling dalam oleh Lincoln, filmnya Stephen Spielberg, dengan 12 nominasi namun hanya berhasil menyabet 2 Oscar untuk kategori best production design dan aktor terbaik.
Secara umum, Oscar cukup terbagi merata, tidak ada satu film yang mendominasi secara menyolok, paling banyak didapat Life of Pi sebanyak 4 Oscar untuk Best Director, Best Cinematography, Best Original Score dan Best Visual Effects. Argo dan Les Miserables mendapatkan masing-masing 3 Oscar, Lincoln dan Django Unchained masing-masing 2 Oscar. Sebagai film terbaik, isi cerita film Argo, tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataannya. Tapi ... namanya juga film Hollywood kan bukan reportase sejarah.
Sebagai perhelatan perfilman akbar pertama di dunia, Academy Awards sudah cukup berumur. Oscar pertama kali diberikan pada tanggal 16 Mei 1929. Perhelatan ini dirintis dan diinisiasi presiden MGM Studio Louis B Mayer pada tahun 1927, hal ini tidak lain karena dipicu oleh krisis yang menimpa industri perfilman USA.
Sepanjang perjalanan Oscar selama ini, Oscar terbanyak diberikan pada trilogi film Lord of the Ring sebanyak 17 Oscar dari keseluruhan 30 nominasi dari tahun 2001-2003. Dari trilogi ini sebanyak 11 Oscar untuk film The Return of The King pada tahun 2003. Selain itu, film Titanic tahun 1998 juga mendapat 11 Oscar, tahun 1960 Ben Hur menyabet 11 Oscar dan tahun 1939 Gone with The Wind meraih 10 Oscar.
Pemeran Terbaik
Daniel Day-Lewis memang sangat pantas mendapatkan Oscar, ia seorang aktor sejati, yang tidak bekerja setengah hati. Penghargaan Oscar untuk aktor terbaik 2013 adalah Oscar ketiganya di film Lincoln. Ia sebelumnya pernah mendapatkan 2 Oscar untuk kategori sama, aktor terbaik, di film My Left Foot pada tahun 1989 dan There Will Be Blood tahun 2007. Untuk menyempurnakan perannya di film My Left Foot, Daniel telah berlatih berbulan-bulan dengan menulis, melukis dan mengetik menggunakan satu kaki untuk memerankan kisah nyata Christy Brown, penulis Irlandia yang hanya mampu mengontrol kaki kirinya. Demikian juga dalam film There Will Be Blood, Daniel berhasil memerankan seorang oportunis serakah dalam drama minyak dengan sempurna.
Untuk kategori Pemeran Pembantu Terbaik yang saya jagokan Christoph Waltz dan horeeee ia berhasil menjadi pemenang. Christoph orang Austria, yang berasal dari keluarga yang mencintai dunia peran, ia menguasai 4 bahasa dengan lancar, Jerman, Perancis, Inggris dan Itali. Bagi Christoph penghargaan ini adalah Oscar keduanya untuk kategori sama, pemeran pembantu terbaik. Oscar pertama ia dapatkan dari filmnya Quentin Tarantino juga, tahun 2010 dalam Inglourious Basterds.
Baik sebagai Hans Landa, pemimpin Nazi dalam Inglourious Basterds ataupun sebagai Dr King Schultz, pembunuh bayaran di film Django Unchained, Christoph berhasil berperan secara meyakinkan. Sebagai Hans Landa, Christoph berhasil membuat saya geregetan dengan kejeliannya dan sebagai Dr Schultz, ia berhasil membuat saya tertawa dan tenang dengan kepintarannya. Perannya baik dalam Inglourious Basterds maupun dalam Django Unchained sangat memukau, maka ketika dalam kedua filmnya ia tertembak terasa ada kekosongan yang cukup besar. Chritoph memang sangat pas memerankan seseorang dengan kemampuan verbal luarbiasa dan cerdik. Selamat untuk Christoph Waltz !!
Untuk pemeran terbaik wanita, sejujurnya saya berharap Emmanuelle Riva, yang memenangkan Oscar. Emmanuelle di usianya yang 85 masih mampu memerankan dengan gemilang, seorang pianis yang terkena stroke di akhir hidupnya. Sebuah kisah cinta sepasang suami istri yang berhasil menjaga keharmonisan cinta mereka hingga masa tua lalu dihadapkan akhir kehidupan yang tragis, ditayangkan dengan sangat menyentuh dan berani oleh Michael Haneke.
Film Les Miserables sebetulnya tidak terlalu saya jagokan termasuk Anne Hathaway sebagai pemeran pembantu terbaiknya. Entah karena pengaruh resensi film yang saya baca, atau trailernya yang kurang mengundang tidak membuat saya tertarik. Padahal, saya penggemar film musikal, seperti The Sound of Music dan Mamma Mia.
Pagelaran dan Moderator Oscar
Pagelaran Oscar 2013 ini bagi saya lebih banyak harunya dari pada selebrasinya. Tampaknya usaha moderator Seth MacFarlane untuk membawa tawa dan ceria ke dalam seremoni acaranya kurang berhasil. Untungnya lagu-lagu, Jennifer Hudson, Shirley Bassey, Adelle, Barbra Streisand dan Norah Jones cukup menghibur dan menutupi kekurangan ini. Menjadi moderator dalam acara Oscar memang memiliki nilai gengsi tersendiri.
Keberhasilan moderator dalam Oscar paling melegenda ditampilkan seorang pelawak Hollywood Bob Hope dari tahun 1940 - 1978. Gaya lawak seorang kakek kesayangan membuat Bob Hope sampai 14 kali menjadi moderator di Academy Awards. Demikian juga kemampuan moderator Billy Cristal membuat Billy mendapatkan Emmy Awards.
Kemampuan Seth MacFarlane menjadi host acara semalam memang tidak seburuk Anne Hathaway dan James Franco tahun 2011, tapi tetap terasa hambar. Apa pun .... selamat untuk para pemenang Oscar, daftar nonton saya tahun ini yang pasti bertambah panjang. (ACJP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H