Wajah kontras antara teknologi seperti Zeppelin dengan pertanian Jerman terkadang membuat saya iri, seperti terlihat di bawah ini. Lahan hijau tempat sapi-sapi merumput, pertanian dan perkebunan terhampar indah di bawah sapuan lembut angin lalu Zeppelin di atasnya, gambaran harmonis dan bersinergi antara kemajuan teknologi dan pertanian. Masyarakat negara para pemikir dan pujangga ini mampu memberikan tempat bagi para peminat teknologi tanpa melupakan kebutuhan pangan dan ketahanan lingkungannya.
Bisa jadi beragama dalam lingkungan masyarakat di Jerman relatif tercecer dibandingkan dengan masyarakat Indonesia namun tak beragama bukan artinya tak bermoral. Tujuan hakiki kita memang akhirat tapi bukan artinya masalah dunia menjadi abai. Ada tanggung jawab keluarga, ada tanggung jawab lingkungan, ada tanggung jawab sosial yang saya yakini mampu pula menghantar kita ke pintu akhirat, yang kita dambakan.Â
Begitulah perjalanan Zeppelin ... selanjutnya tidak ada yang tahu, mungkin bila suatu saat bahan bakar untuk pesawat tidak lagi tersedia, Zeppelin kembali berjaya .... siapa tahu. (ACJP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H