Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perjalanan Panjang Teknologi Balon Udara, Zeppelin

23 November 2016   16:39 Diperbarui: 23 November 2016   18:20 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Zeppelin

Graf Ferdinand von Zeppelin sudah meninggal pada tahun 1917 dalam usia 78 tahun. Sosok ini sangat dihormati di kalangan masyarakat pecinta balon udara. Kecintaan akan balon udara dan kegigihannya untuk menciptakan balon udara kaku berisi gas angkat Hidrogen bermesin dan berkemudi ini mengukir sejarah hidupnya, yang ia harus lalui melalui banyak celaan dan sekaligus simpati.

Kegigihan usaha Graf Ferdinand von Zeppelin awalnya menjadi bahan tertawaan, bahkan ia diejek oleh Kaisar Jerman saat itu Wilhelm II sebagai "Orang terbodoh di Jerman Selatan" dan proposal untuk penelitiannya hanya disetujui dengan kompensasi sangat minimal dari sang Kaisar. Namun berkat teman-teman lama dan kenalannya terkumpul juga 100.000 Mark untuk memulai obsesinya itu. Selanjutnya adalah masa sulit bagi Ferdinand, bahkan karena usaha untuk mewujudkan balon udara bermesin ini diragukan, setengah dari biaya pembuatan Zeppelin ditanggung oleh dirinya sendiri. Namun, Ferdinand tetap teguh dan yakin akan kebenaran target dan perhitungannya untuk pembuatan Zeppelin.

Akhirnya tahun 1900 untuk pertama kalinya Zeppelin berhasil terbang, namun walaupun begitu pembuatan Zeppelin kedua, animonya rendah sehingga hanya bisa dibuat melalui penjualan lotere. Blessing in disguise saat, kecelakaan Zeppelin LZ 4 tahun 1908 di Echterdingen dekat Stuttgart, bantuan dana terkumpul dari masyarakat Jerman, sampai terkumpul dana sebesar 6 juta Mark lebih. Dana ini kemudian diinvestasikan untuk perusahaan Zeppelin Luftschiffbau GmbH dan yayasan Zeppelin.

Di perang dunia ke-1, saat pesawat terbang masih berada di stadium awal, Zeppelinlah andalan alat angkut udara untuk bom dan pengintai, di masa ini pula Zeppelin paling banyak dibuat. Setelah kematian Graf Ferdinand von Zeppelin, usaha pembuatan balon udara raksasa ini sempat terhenti dan baru berjaya lagi ketika penerusnya Hugo Eckener melanjutkan usaha Ferdinand. Pembuatan Zeppelin betul-betul terhenti setelah kecelakaan Zeppelin LZ 129 tahun 1937 di Lakehurst New Jersey USA, dan saat pesawat terbang semakin gencar dikembangkannya.

Zeppelin LZ129 Hindenburg ini adalah Zeppelin terbesar yang pernah dibuat, dengan panjang 245 meter dan diameter 41,2 meter. Bila kita bandingkan dengan Airbus 380, yang panjangnya hanya 73 meter, terlihat Zeppelin LZ 129 ini sangat besar dan boyot, kalau orang Sunda bilang. Padahal daya tampung Airbus A380 bisa sampai 840 penumpang dan Zeppelin LZ 129 Hindenburg hanya 97 orang, bisa dilihat kemajuan teknologi peningkatan kualitas dan efektifitas.

Zeppelin Sekarang

Apakah Zeppelin sekarang hanya tinggal kenangan? Ternyata tidak, sekarang terbang naik Zeppelin masih bisa dilakukan bila memiliki ratusan Euro di dompet. Naik Zeppelin untuk menikmati dan melihat pemandangan dari 500 m di atas tanah menjadi hiburan turistik yang luxus. Tiket termurah naik Zeppelin ini untuk 30 menit saja seharga 200 Euro (hampir sepertiga tiket ke Indonesia di musim panas). Wow ... mahal sekali. Saya yang pasti lebih memilih pulang ke Indonesia daripada naik Zeppelin untuk 30 menit saja. Tapi ... tentu setiap orang memiliki rezeki dan keinginannya masing-masing.

Selain menjadi media turis, Zeppelin juga digunakan untuk menjadi fasilitas iklan di udara dan belum lama ini menjadi laboratorium udara, yang digunakan oleh Pusat Penelitian Jülich. Kelebihan Zeppelin sebagai laboratorium terbang karena kecepatannya yang lambat melayang di udara, bisa naik dan turun secara vertikal, dapat mengangkut alat ukur lebih dari satu ton, dapat berhenti di udara, kemampuannya terbang selama 24 jam di ketinggian 100-1000 meter. Apalagi ketinggian 100-1000 meter ini adalah lapisan batas planet di mana biasanya emisi gas buang berbahaya atau trace gases tersebar. Hal ini tidak lain untuk mengerti proses atmosferik. Bila saja Graf Ferdinand von Zeppelin dan Hugo Eckener, bisa melihat fungsi dari Zeppelin buatannya tentu mereka akan tersenyum puas dan bahagia, karena penemuan mereka masih juga berguna untuk kemaslahatan manusia.

 

Zeppelin (dok pribadi)
Zeppelin (dok pribadi)
Sekarang memang Zeppelin tidak lagi dicela, banyak masyarakat menyukai balon udara berbentuk cerutu raksasa berisi Helium ini. Bahkan ... tahun 2014 pecinta Zeppelin berhasil menembus Guinness Book Record dengan membuat kartu ucapan ulang tahun raksasa pada kelahiran Ferdinand yang ke-175, dengan ditandatangani oleh lebih dari 7300 tanda tangan dan ucapan selamat ulang tahun.

Orang seperti Graf Ferdinand von Zeppelin, yang memiliki kepercayaan diri dan keyakinan akan kebenaran teorinya, memang patut dihargai jasanya. Hasil pemikiran dan usahanya masih dinikmati banyak orang sampai sekarang. Bahkan setelah 96 tahun kematiannya, yayasan yang pernah didirikannya masih menghidupi banyak orang dan menjadi investor terbesar salah satu dari 25 perusahaan terkuat Jerman saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun