[caption id="attachment_342375" align="alignnone" width="619" caption="Dok pribadi"][/caption]
Mumpung sedang libur, satu hal lagi yang ingin saya bagi di kompasiana dari hasil liburan akhir minggu panjang y.l. adalah kunjungan ke Milano, Itali. Milano adalah kota kedua terpenting Itali setelah Roma, terletak di Utara dan merupakan pusat perekonomian dan keuangan Itali. Seperti Indonesia, jurang si kaya dan miskin cukup terbelah lebar, di Itali juga terbelah antara Itali Utara yang kaya dan Itali Selatan yang tidak kaya. Nah ... Milano adalah kota kaya Itali di Utara dan juga ibukota provinsi Lombardei.
Ketika kami sampai di sana dan keluar dari tempat parkir di Centro, sekitar jam 10 pagi, suhu di Milano sudah menunjukkan 34 derajat Celcius, terik matahari sudah terasa membakar kulit. Sepanjang perjalanan melalui via della Spiga ke Piazza del Duomo, merek-merek terkenal seperti Dolce & Gabbana, Trussardi, Valentino, Prada, Gucci dll menghiasi kaca-kaca toko. Berbeda dengan di Jerman, yang kalau hari Minggu suasana kota tenang karena tidak ada toko buka. Di Milano toko-toko walaupun hari Minggu ternyata buka.
[caption id="attachment_342366" align="aligncenter" width="494" caption="Dok pribadi"]
Nah ... ada kios suvenir di hulu jalan yang menarik, ternyata gempita World Cup 2014 punsudah terasa di sana. Diantara ribuan suvenir khas Itali dan khususnya Milano, trikot-trikot sepakbola nasional negara-negara peserta pun terlihat dijual dengan nama-nama pesepakbola favorit Ribery, Kaka, Rooney, Schweinsteiger, Ronaldo, M Gomez tapi koq gak ada pemain Brasil yang tadi malam bermain gemilang, ya, Neymar ??
[caption id="attachment_342360" align="aligncenter" width="365" caption="Dok pribadi"]
Ketika kami sampai di Piazza del Duomo pun walaaahhhhhh .... ramai, sudah banyakkkkkk sekali orang di sana. Saya kira, mereka sama seperti kami turis. Sampai sulit mau menjepret atraksi tanpa orang lalu lalang. Piazza del Duomo ini memang alun-alun kota, tempat berkumpulnya toko-toko eksklusif dan di mana Katedral besar Duomo di Milano berada. Duomo di Milano ternyata seperti yang saya lihat di internet dan buku memang cantik dan luaaaaaassss. Demikian juga Mal Galleria Vittorio Emanuelle II, buesaaarr sekali, lengkaplah sudah bila Milano disebut pusat belanja dunia dan pusatnya mode sekelas New York dan Paris.
[caption id="attachment_342372" align="aligncenter" width="318" caption="Mal Galleria Vittorio Emanuelle II (dok pribadi)"]
Yang membuat kami tertarik ke Milano adalah naik ke atap Duomo. Harga tiket naik ke atap ini 7 Euro bila jalan kaki dan 12 Euro bila mau naik Lift. Karena kami lihat Duomo di Milano ini tidak setinggi Kölner Dom, maka kami pun memilih jalan kaki. Setelah membeli tiketnya di sebelah kanan Duomo (bila kita menghadap Duomo), kami pun berjalan menuju pintu masuknya di sebelah kiri Duomo dan ketika kami sampai di sana syok juga .... oo, antrian sudah panjaaaaaaannnnggg sekali. Wahhhh ... gawat juga, tapiii ternyata antrian ini untuk mereka, yang belum punya tiket dan yang akan naik pakai lift, sedangkan kami kan sudah pegang tiket, akhirnya kami bisa langsung naik lewat tangga. Alhamdulillah.
Ternyata jalan ke atas tanpa lift memang sama sekali tidak melelahkan, sempit memang harus tunggu-tungguan bila ada orang turun dari atas. Tapi ketika kami keluar dari tangga waaahhhhh ... atap Duomo ini sungguh mengesankan, selain indah, juga besar dan terlihat kokoh sekali. Ukiran marmer di atas atap Duomo ini dibuat dengan jeli, seperti kayu-kayu dari Jepara, ruwet tapi artistik. Bangunan yang dibuat dengan gaya gotik ini, konon merupakan katedral terluas setelah Vatikan dan Katedral Sevilla, Napoleon tahun 1805 diangkat jadi Raja Itali juga di Duomo ini. Baiklah, cukup bercerita mari menikmati jepretannya. (ACJP)
[caption id="attachment_342369" align="aligncenter" width="504" caption="Dok pribadi"]