[caption id="" align="aligncenter" width="553" caption="dok. pribadi"][/caption]
Melalui jembatan dan menggunakan ferry mobil adalah modus penyeberangan mobil dari satu pulau ke pulau lain, yang lumrah ditemui. Tapi dalam perjalanan menuju ke Skandinavia sebulan y.l. kami mampir ke pulau termahal Jerman di Utara, Pulau Sylt namanya ... aha ... Untuk pertama kalinya kami mencoba satu modus lain untuk menyeberangi laut menuju pulau ini, sangat unik dan menjadi pengalaman pertama kali yang tak terlupakan.
Pulau Sylt yang terletak di Laut Utara ini adalah pulau yang ditinggalkan penduduk aslinya. Berkurangnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun ini bukan tanpa sebab atau alasan, tapi sebuah kejadian yang juga sangat mungkin terjadi di negara kita tercinta. Apa sebab? Biaya hidup yang luar biasa mahal dan hengkangnya para generasi muda dari pulau ini sehingga banyak TK dan SD tutup karena ini.
[caption id="attachment_359449" align="aligncenter" width="396" caption="Pulau Sylt (dok pribadi)"]
Saat ini penduduk asli Pulau Sylt berjumlah kurang lebih 22.000 jiwa, tapi turis yang datang dalam setahun mencapai 800.000 turis. Bisa dibayangkan kan... di pulau ini lebih banyak ditemui turisnya daripada penduduk aslinya. Keramaian dari pulau paling disukai turis ini memang tidak diragukan. Ketika kami di sana, mengelilingi pulau dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan, turis bisa ditemui di mana-mana. Daya tarik pulau ini memang luar biasa. Cuaca indah saat kami di sana membuat pesona kekhasan pemandangan alamnya makin menyedot jiwa. Ditambah lekukan laut yang cocok untuk turis pecinta olahraga kite surfing maka pulau termahal dan paling disukai turis di Jerman ini tidak mampu menghentikan turis untuk terus mengaliri pulaunya.
[caption id="attachment_359450" align="aligncenter" width="509" caption="Kite surfing di Pulau Sylt (dok pribadi)"]
Awalnya kami pikir ada jembatan yang menghubungkan Pulau Sylt dengan pulau utama, tapi ketika sistem Navi kami menunjukkan bahwa kami telah sampai di tempat tujuan, yang kami temui bukan jembatan tapi tempat beli tiket kereta api dari DB Bahn (Jawatan Kereta Jerman), lho koq naik kereta api? Lalu mobil diparkir di mana? Begitulah banyak pertanyaan di kepala kami ketika kami harus membeli tiket kereta api itu.
Setelah tiket kereta di tangan, kami pun mengikuti petunjuk yang ada, masuk dalam antrian mobil ditunjukkan. Lalu, setelah menunggu beberapa menit kami pun boleh maju dan ternyataaaaaaa .... kami naik ke atas gerbong terbuka kereta api (dengan mobil, bukan hanya kami orangnya saja), kereta ini namanya Autozug = kereta mobil!
Wow... Ternyata mobil besar, sedang dan kecil, masuk ke dalam kereta api, dua tingkat pula. Mobil kecil dan sedang di lantai 1, mobil besar di lantai 2. Paling ngeri saat kami sudah di dalam kereta dan terdengar geruduk geruduk dari lantai di atas kami. Wiiiii.... koq ngeri mobil di atas kami jeblos ke bawah dan menimpa kami ya heheheh. Tapi ternyata kereta cukup kokoh, dan perjalananan pun lancar tanpa kendala. Uniknya saat kereta api mulai berjalan, berada dalam mobil dalam keadaan maju tapi mesin mobil mati, memberikan sensasi baru yang menyenangkan, lucu yah.
[caption id="attachment_359452" align="aligncenter" width="521" caption="dok pribadi"]
[caption id="attachment_359454" align="aligncenter" width="538" caption="dok pribadi"]