Mohon tunggu...
Kritikus ulung
Kritikus ulung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Ditolak Partai Besar, Dikibuli Partai Kecil

8 Juni 2016   17:00 Diperbarui: 8 Juni 2016   17:07 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik



Akhir-akhir ini, Ahok bersama timnya terus bermanuver, bergerilya ke berbagai Partai kesana kemari untuk meminta dukungan. Lagi-lagi Ahok masih tampak tidak yakin dengan KTP yang telah dikumpulkan oleh temanAhok. Apalagi, kemarin ditambah adanya kode dari komandan Fahri Hamzah akan mempersulit calon Independent, makin murkalah Ahok kepada Gus FH.

Terlihat wajar, jika dalam sepekan terakhir ini, para tim sukses Ahok kalangkabut. Mereka buyar dan berpencar ke berbagai partai. Ahok juga ikut Memberi kode ke PDIP, tapi diacuhkan oleh bu Mega. Walaupun di depan media, Ahok selalu mengklaim sering bertemu dan makan bareng dengan bu Mega. Tapi faktanya, sepatah katapun bu Mega belum pernah berbicara di depan media, bahwa dirinya pernah bertemu dengan Ahok. Itulah mengapa sebabnya saya katakan bahwa Ahok memang benar mengemis dan merengek minta dukungan kepada PDIP dengan cara mengklaim dan mencatut bahwa dia sering bertemu dengan bu Mega.

Ahok memang sangat jago klaim. Setelah gagal PDKT dengan PDIP, para Timses Ahok berputar haluan ke Golkar. Lagi-lagi Ahok mengklaim bahwa dirinya memiliki hubungan sangat dekat dengan pak KETUMBAR Setya Novanto. Disambangilah Setnov oleh Ahok ke kediamannya. Berkoarlah di depan media bahwa dirinya mendapat dukungan dari Partai Golkar. Padahal si Ahok hanya bersilaturrahmi ke rumah Setnov, tapi gaung yang terdengar di media seolah-olah Ahok didukung Golkar.

Namun, apa yang terjadi setelah publik mengetahui Ahok didukung Golkar? Harapan awal Ahok kepada Golkar adalah ingin memperbanyak dukungan dari partai-partai besar. Karena selama ini, Partai yang mendukung Ahok hanya dua partai ecek-ecek seperti Nasdem dan Hanura, serta mendapat dukungan juga dari Partai belum sah yakni PSI.

Tampaknya, Ahok salah strategi, Harapan Ahok yang ingin mendapat dukungan dar Partai besar justru malah blunder. Bagaimana tidak? Ahok minta dukungan kepada Golkar, tapi yang disambangi oleh Ahok hanya si KETUMBAR Setnov, sedangkan, senior-senior Gokar lain diacuhkan oleh Ahok.

Akhirnya apa yang terjadi? Yang terjadi justru para pendukung Ahok semakin antah berantah, semakin amburadul, semakin berpecah. Para pendukung Ahok pada berguguran mengingat Ahok mendapat dukungan dari Setya Novanto. Dimana Setnov di mata publik dikenal sebagai tokoh #PapaMintaSaham.  

Parahnya, para pendukung Ahok justru banyak mengeluarkan statement bahwa memang cocok Ahok itu mendapat dukungan dari Setnov. Karena jika Setnov dikenal dengan tokoh #PapaMintaSaham, sedangkan Ahok dikenal dengan #PapaMintaKontribusiReklamasi. Ahok semakin pusing, semakin gundah gulana ditolak beberapa Partai. PDIP gagal, Golkar hampir berhasil, tapi justru boomerang.

Sampai saat ini, partai yang KATANYA bertahan mendukung Ahok masih Hanura, Nasdem dan PSI. Namun, lagi-lagi nasib Ahok kurang beruntung. Sudah didukung Partai ecek-ecek, dikibuli lagi. Mengapa saya katakan dikibuli oleh Nasdem dan Hanura?. Coba dilihat dan dicermati, apa kinerja kedua partai kecil tersebut setelah mereka menyatakan dukungannya kepada Ahok?apa yang telah mereka perbuat terhadap suksesi Ahok di Pilgub 2017 nanti? Jawabannya adalah TIDAK ADA SAMA SEKALI.

Sekali lagi saya tegaskan, Ahok hanya dikibuli oleh Hanura dan Nasdem, masih mending PSI yang sudah nyumbang aplikasi Go Ahok. Kedua partai tersebut hanya numpang eksis saja, sedangkan yang aktif tidak lain hanya temanAhok. Dan jikapun (sekalipun mustahil hahaha) nanti Ahok sukses jadi Gubernur DKI, kedua Partai tersebut pasti akan mengklaim bahwa kesuksesan tersebut adalah kinerjanya. 

Sudah merupakan gaya lama partai Hanura dan Nasdem seperti ini. Dalam mendukung pencalonan Presiden Jokowi-JK kemarin Hanura dan Nasdem juga begitu. Hanura dan Nasdem hanya sebagai tim Hore saja, atau lebih tepatnya, kedua Partai kecil tersebut hanya menumpang ketenaran Jokowi semata, akan tetapi kinerja tidak ada, ketika Jokowi menang, mereka tiba-tiba datang dan minta jatah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun