Mohon tunggu...
Kristupa Saragih
Kristupa Saragih Mohon Tunggu... -

Mulai menulis sejak 1991 dan mulai memotret sejak 1992. Menimba ilmu di SMA Kolese De Britto Yogyakarta dan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Mantan koresponden Majalah Hai, tahun 1992-2000. Mengabdikan ilmu dengan bekerja sebagai field engineer Schlumberger, sebuah perusahaan multinasional di bidang jasa perminyakan, dan ditempatkan di Vietnam dan Mesir. Sekarang berprofesi sebagai fotografer profesional. Mendirikan dan menjalankan situs komunitas fotografi Fotografer.net, yang terbesar di Asia Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Reformasi dan Waktu yang Tak Bisa Dibeli Kembali

13 April 2010   07:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:49 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_117425" align="alignleft" width="300" caption="Pelangi membuka hari di Intel Media Camp 2010, 6-7 April 2010 di Tanakita Camp Site, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. Hujan sejak dini hari baru saja berhenti pagi itu dan menerbitkan pelangi di atas Sukabumi - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] Hujan baru saja mengguyur Tanakita, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat di subuh yang dingin, Rabu (7/4). Niat untuk memotret matahari terbit kudu diurungkan. Ternyata hujan tak lama, dan berganti sinar mentari pagi nan hangat dan pelangi nan indah. Di tempat yang sama, sehari sebelumnya, keindahan muncul seiring kebersamaan dengan rekan-rekan wartawan yang diundang menghadiri Intel Media Camp 2010 oleh Intel Indonesia Corp. Budi Wahyu Jati, Country Manager Indonesia Intel Corporation, memaparkan prosesor-prosesor Intel terbaru yang berjajar sebagai prosesor-prosesor tercepat di dunia saat ini. Bagi kalangan fotografi dan disain grafis, kecepatan prosesor amat penting untuk mendukung pekerjaan dengan beban digital yang kompleks. Hal yang menarik adalah kehadiran dua guru dari Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ihsan dan Satria Dharma. Presentasi tentang dukungan komputer bagi kegiatan belajar-mengajar bukan lagi hal baru, tapi hal nyata dan riil yang mereka alami lah yang membuat pemirsa presentasinya terperanjat. Ada program Sagusala, satu guru satu laptop, yang berbumbu banyak hal-hal manusiawi dan menarik khas Indonesia. [caption id="attachment_117430" align="aligncenter" width="500" caption="Muhammad Ihsan dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) memaparkan program-program riil berbasis teknologi hasil kerjasama IGI dengan Intel Indonesia Corp. Terlihat Budi Wahyu Jati, Country Manager Indonesia Intel Corp, menyaksikan di sebelah kiri - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] Ada pula kelak program Sasisala, satu siswa satu laptop. Baik Sagusala maupun Sasisala adalah program kerjasama IGI dengan Intel Indonesia Corp. Semuanya dengan garis bawah, bahwa pendidikan di Indonesia harus lebih baik dengan sarana berbasis teknologi. Dengan dukungan teknologi, siswa lebih mudah belajar dan guru pun lebih efektif mengajar. "Kalau kita mau reformasi negeri ini, kita harus mulai dengan reformasi pendidikan," ungkap Muhammad Ihsan. Sebuah petikan yang singkat namun bernas, dan membuat kita terhenti untuk merenung sejenak. Di sela hingar bingar reformasi dan "reformasi", kedua guru ini sudah melakukan langkah nyata melakukan reformasi riil mulai dari bidang yang digeluti sehari-hari, pendidikan. [caption id="attachment_117437" align="alignright" width="300" caption="Keceriaan di Intel Media Camp 2010 sebelum mengikuti kegiatan alam bebas di Tanakita Camp Site, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] Tiap transistor dalam prosesor seri Core i7 Intel hanya berukuran 32 nanometer. Tapi otak komputer yang makin hari makin mini ini melahirkan banyak karya yang makin hari makin digdaya. Waktu olah data makin singkat dan banyak waktu yang dihemat. Bukan tanpa alasan, lantaran waktu adalah sumber daya terbatas yang tak mungkin terulang dan tak bisa dibeli kembali. Jika dengan seri Intel sebelumnya fotografer butuh waktu hampir 20 menit untuk batch process 100 foto, Intel Core i7 980X Gulftown hanya butuh waktu 4 menit saja. Waktu selebihnya bisa dimanfaatkan untuk pekerjaan lain, menggali ide-ide baru, menambah wawasan dengan diskusi atau membaca, dan rekreasi bersama kolega dan keluarga. Hal yang sama berlaku untuk semua aspek kehidupan sehari-hari yang bersentuhan dengan komputer, semisal trolley di supermarket dan alat peraga laboratorium di sekolah-sekolah. Hidup yang berwarna-warni ini sejatinya dijalani dengan kritis. Bahwa warna-warni itulah yang memperkaya hidup dan membuat kita senantiasa bersyukur. Seberkas sinar bisa dibiaskan menjadi 7 spektrum warna dan membentuk segaris pelangi yang indah. Ilmu pengetahuan menelurkan teknologi, yang hanya punya satu tujuan, yakni membuat harkat hidup manusia lebih baik. [caption id="attachment_117435" align="aligncenter" width="500" caption="Seberkas sinar dibiaskan menjadi 7 spektrum warna dan membentuk segaris pelangi nan indah di atas Sukabumi, Jawa Barat seperti terlihat dari lokasi Intel Media Camp 2010, 6-7 April 2010. Fotografer juga boleh mejeng, meski dalam bentuk bayangan :) - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun