Kampus STP St. Petrus Keuskupan Atambua menghidangkan acara bernuansa budaya yakni takanab dalam rangka Wisuda dan Missio Canonica mahasiswa angkatan XI. Takanab dilaksanakan pada saat menjemput narasumber pada seminar ilmiah sehari yakni P. Fritz Meko SVD pada hari Sabtu (22/01/2022). Takanab juga dilakukan pada saat menjemput PLT Dirjen Bimas Katolik, Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono dan para tamu undangan untuk menghadiri Wisuda dan Missio Canonica di Gereja Sta. Theresia Kefamenanu dan juga saat kunjungan PLT Dirjen Bimas Katolik ke Kampus STP St. Petrus Keuskupan Atambua pada hari Selasa (25/01/2022).
Untuk diketahui bahwa takanab merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal masyarakat Dawan di pulau Timor yang diucapkan pada saat  upacara penyambutan tamu.  Takanab biasanya diucapkan dan dilakukan oleh masyarakat Dawan untuk menyapa orang-orang yang dianggap penting dan terhormat. Pembawa takanab biasanya didampingi oleh beberapa orang. Hal ini terjadi untuk saling mendukung dan menjawab secara bersama-sama pada bagian kata tertentu. Di akhir takanab, selalu diucapkan kata Palate  oleh pembawa takanab dan dijawab secara bersamaan oleh semua peserta yang hadir dalam suatu upacara tertentu. Palate merupakan pekikan kegembiraan yang dipimpin oleh pembawa takanab diikuti oleh seluruh hadirin yang ada. Takanab dan palate ini seringkali dilakukan oleh pihak laki-laki.
Mahasiswa STP St Petrus Keuskupan Atambua menyiapkan mahasiswanya untuk melaksanakan takanab ini. Pada saat penjemputan narasumber dalam seminar ilmiah sehari itu, mahasiswa menjemput P. Fritz Meko, SVD dengan melaksanakan takanab yang berlangsung di halaman kampus dihadiri oleh segenap civitas akademika Sekolah Tinggi Pastoral ST. Petrus Keuskupan Atambua. Hal yang sama juga terjadi pada saat penjemputan PLT Dirjen Bimas Katolik bersama tamu undangan pada Wisuda dan Missio Canonica di pelataran Gereja Sta Theresia Kefamenanu serta saat kunjungan PLT Dirjen ke kampus.
"Saya rasa bangga sekali karena ini juga hal pertama bagi saya" ungkap Raden Naikteas, mahasiswa pembawa takanab. Ketika ditanya lebih lanjut, Raden mengatakan bahwa, sebelum membawakan takanab, saya bersama teman-teman terlebih dahulu mencari informasi dari tua-tua adat mengenai takanab itu sendiri.
"Saya rasa senang dengan acara penyambutan ini dan juga panaroma yang ada di STP ini," Â kata P. Fritz Meko, SVD sebagai narasumber saat membuka pembicaraannya di awal Seminar. Ungkapan perasaan yang sama juga dikatakan oleh PLT Dirjen Bimas Katolik pada saat memberikan kata sambutan, atas penerimaan dan penjemputan yang dilakukan oleh pihak kampus untuk terus melestarikan budaya yang ada.Â
milenial. (ELD)
Takanab yang dibawakan oleh mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua ini merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian budaya daerah yang harus dijaga oleh generasi muda di eraBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H