Rekoleksi persiapan Natal untuk para dosen, pegawai dan keluarga dosen STP St. Petrus Keuskupan Atambua berlangsung di aula Sulama. Rekoleksi ini menghadirkan Rm Yustus Ati Bere, Pr selaku Preses TOR Seminari TOR Lo,o Damian Emaus-Nela. Rekoleksi sehari dengan tema: BELAJAR DARI SPIRITUALITAS MARIA YANG BERGEGAS ini berlangsung pada hari Kamis (23/12/2021).Â
Dalam rekoleksi yang berfokus pada perikop Lukas 1:26-45, mantan Preses Seminari Lalian ini mengatakan bahwa Maria adalah ratu para beriman yang penuh rahmat. Maria taat kepada perintah Tuhan. Salam malaikat kepada Maria mengajak kita untuk bersuka cita, dan sekaligus sebagai pemulihan martabat manusia. Maria pun bersuka cita, membuka pintu hati, bergegas mengunjungi Elisabeth. Ia pergi dengan bergegas, untuk menyampaikan kabar yang membahagiakan kepada saudaranya Elisabeth. Ia membawa harapan, bahwa Tuhan datang untuk menyelamatkan.
Maria yang bergegas menunjukkan hal kerajinan dan antusiasmenya yang telah menerima kabar gembira dari Tuhan. Maria sebagai hamba Tuhan yang bergegas, yang rajin dan menunjukkan antusiasmenya yang tinggi yang membawanya menuju suka cita di dalam Tuhan. Maria menjadi hamba semua orang yang berbahagia.
Adven 2021 tentang berjalan bersama Tuhan. Beliau mengatakan bahwa, kita diajak untuk keluar dari diri kita dan berjalan bersama para mahasiswa di dalam bimbingan Roh Kudus. Maria yang bergegas, mendorong dan menggerakkan kita untuk bebas dari egoisme menuju kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. Juga di dalam komunitas, Â kita diarahkan untuk membimbing anggota komunitas dan mahasiswa bergerak menuju gereja yang berdaya.
Lebih lanjut, Rm Yustus mengatakan bahwa bersama Maria, kita adalah komunitas Gereja yang berjalan bersama-sama. Hal ini merujuk pada temaBeliau juga mengatakan bahwa sebagai orang katolik, bergegas sebagai suatu gerakan mencari, yang membawa kita menuju puncak kehidupan di dalam Kristus, melalui tugas dan tanggung jawab kita masing-masing dalam kebersamaan. Allah yang dicari adalah Allah yang dekat dengan hati kita. Seperti Maria yang bergegas keluar menuju saudaranya Elisabeth, kita pun seharusnya antusias bergerak untuk mencari domba-domba, mahasiswa, dengan kerajinan, antusiasme yang besar untuk menemukan Tuhan dalam hidup. Kita menjadi saksi iman di dalam lingkungan kerja kita. Kita juga adalah rasul maka kerja kita dilihat sebagai tugas kerasulan. Maka kita perlu memiliki rasa katolik yang tinggi di dalam tugas dan pelayanan kita.
Kita pun dipanggil untuk menjadi ragi di dalam hidup. Untuk para dosen awam dan keluarga, kita dipanggil untuk menjadi ragi di dalam hidup yang berdaya guna di dalam hidup bermasyarakat. Kita bangkit, berjalan, bergerak bersama di dalam rumah gereja Katolik dengan menjadi manusia yang bermutu dan berkualitas lewat tugas dan pelayanan kita.
Rekoleksi ini dilanjutkan dengan ibadat tobat dan pengakuan pribadi. Kemudian ditutup dengan perayaan Ekaristi bersama yang dipimpin oleh Rm Yustus Ati Bere, Pr. Setelah perayaan Ekaristi, dilanjutkan dengan makan bersama sebagai satu keluarga di pastoral kampus. (KU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H