Merenungi sunyi di balik gelapnya malam
Luka derita seolah tenggelam
Hingar bingar lampu natal menerangi seluru penjuru
Seperti terbuai dalam kelam beberapa waktu lalu
Pekan sunyi bagi seluruh negeri
Negeri yang sakit akan pandemi yang begitu pedih
Kini tiap kristiani merayakan ceria dalam hening
Di balik duka yang membuat begitu empati
Ada banyak doa dan harapan yang tak putus
Demi bangsa yang akur tanpa  liang kubur
Doa malam natal di kumandangkan sayup
Tepat pukul 00:00 kedipan mata tertutup
Melantunkan kata panjatkan puji syukur
Sembari bergumul pada safaat yang di atur
Semua bahagia menyambut kelahiran dia
Namun dibalik itu ada luka atas duka
Dan sedih di atas derita yang begitu pedih
Yang menyita begitu banyak letih
Hiasan dan terang pohon natal seolah tak terhiraukan
wewangian kue natal seolah terabaikan
dan hingar bingar kembang api seolah tak terdengar lagi
Kini serasa merenungi kurungan dalam rumah sendiri
Dalam doa dan harapan untuk waktu yang telah berlalu
Kepada masa depan yang akan datang melaju
Demi sebuah rindu akan pekan pekan silih berganti
meraup begitu banyak kenangan yang tersimpan memori
Tahun ini seolah tak terjadi kenang
Yang akan di tulis dalam  setiap bait memori senang
Natal tahun ini doaku mungkin akan sangat berbeda jauh
Doaku adalah untuk bola bumiku yang merapuh
Lekaslah sembuh bumiku
karena dunia ini butuh pembenahan yang sangat perlu
Agar setiap insan dapat kembali merdeka dalam bebas
Merangkai sejuta nestapa semesta pada kertas
Yang dirangkai dalam tarian pena cerita sejarah
Agar menjadi kenang pada masa depan yang cerah
Kupang 25 desember 2020