Mohon tunggu...
Kristoforus Gustian
Kristoforus Gustian Mohon Tunggu... Guru - Guru

Learning never ends

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Boleh Bersabar, tapi yang Cerdas!!!

9 Oktober 2024   07:53 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:54 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada beberapa teman saya yang terkenal  baik karena kesabarannya.  Dalam kehidupan sehari-hari mereka cenderung menerima pendapat orang dan juga menerima perlakuan yang kurang baik dari orang lain tanpa ada balasan. Ketika ditanya mengapa bersikap demikian, jawaban umum yang disampaikan karena tidak mau menimbulkan masalah. Bisa dikatakan bahwa mereka memilih bersikap demikian untuk menghindari masalah.

Sikap semacam itu tentu saja baik, namun kadang membuat masalah baru, bukan pada orang lain tetapi pada diri sendiri, yaitu memendam perasaan amarah, kecewa, jengkel, dan emosi lainnya yang tak jarang menimbulkan penyakit kronis. Berdasarkan info kesehatan dari Kementerian  Kesehatan Repulik Indonesia lewat  blog Alodokter rilis 11 Juli 2020, akibat memendam emosi bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, kecemasan berlebihan, depresi, dan penyakit kronis seperti stroke dan gagal jantung. Hmm...mengerikan bukan?

Ya tentu saja, akibatnya bisa fatal pada hidup sendiri. Kembali ke beberapa rekan saya, ada beberapa di antara mereka depresi, ada juga yang sampai stroke, dan ada yang hampir saja mengakhiri hidupnya karena kecewa ditinggal sang kekasih. Berlaku sabar terhadap apapun itu baik, namun jangan sampai menerima apapun tanpa pertimbangan yang cerdas. Kadang ada orang yang menerima begitu saja sehingga bisa berakibat fatal pada dirinya atau mungkin orang sekitarnya.

Bersabar dengan pertimbangan yang cerdas berarti  seseorang mampu menerima keadaan bukan karena takut tetapi karena ada hal positif yang dilihatnya sehingga pengalaman itu bisa membangkitkan energi positif. untuk bangkit dan menyatakan secara positif perasaanya pada orang lain.  Namun demikian untuk sampai pada proses demikian perlu mengolah emosi dengan bertanya pada diri sendiri apa yang sedang terjadi, apakah ada hal positif yang dipelajari dari situasi  yang sedang dialami (proses penerimaan diri). Kemudian jika tidak bisa diatasi sendiri, sampaikan pada orang yang Anda percayai, atau bisa juga sampaikan lewat media tertentu seperti menulis sehingga bisa mengurangi terpendamnya emosi yang dialami. 

Hal positif lain yang perlu dilakukan adalah mengkomunikasikan secara sehat, positif, namun tegas kepada orang yang sudah membuat Anda kecewa. Memang cara-cara ini tidak mudah dijalankan, namun kalau tidak mencoba, semua akan berakhir dengan kondisi fatal pada diri sendiri. Kalau bukan Anda sendiri yang atasi masalah Anda, siapa lagi? Ketika Anda tidak bersikap cerdas dalam sikap sabar Anda, hidup Anda akan termakan oleh emosi Anda sendiri. 

Melalui cara-cara semacam itu kesabaran anda dalam menghadapi apapun akan membebaskan diri anda dari perasaan negatif yang membuat anda sehat secara jasmani dan rohani. Selamat mencoba. Anda pasti bisa!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun